Sabtu, 27 Desember 2014

Rheologi

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap fluida, gas atau cairan, memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai viskositas, yang dapat didefinisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari Poiseulle, metode Ostwald merupakan suatu variasi dari metode Poiseulle. Pada percobaan kali ini kita menghitung viskositas larutan yang berguna untuk menentukan tahanan fluida berdasarkan suhu yang berbeda- beda.
Rheologi berasal dari bahasa yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu). Digunakan istilah ini untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk menggunakan aliran cairan dan deformasi dari padatan. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol η. Prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam penyelidikan zat,tinta,berbagai adonan,bahan-bahan untuk pembuat jalan,kosmetik,produk hasil peternakan,serta sediaan-sediaan farmasi.
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair ter-sebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentu-kan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser ber-banding lurus dengan viskositas.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas  zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu.
Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adaalh kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan.Untuk benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung. Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur viskositas berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.
B.     Maksud dan tujuan praktikum
1.    Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis aliran dari sampel (toping bluberry, buah vita mangga, sirup marjan cocpan,dan ABC Squash Delight) dengan menggunakan viscometer Brookfield dan Ostwald.
2.    Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
Ø Menjelaskan tentang rheologi
Ø Membedakan cairan newton dan non newton
Ø Menentukan viskositas aliran dari sampel (toping bluberry, buah vita mangga, sirup marjan cocpan,dan ABC Squash Delight)
C.    Prinsip Percobaan
Penentuan kecepatan aliran suatu zat cair (toping bluberry, buah vita mangga, sirup marjan cocpan) dengan menggunakan viscometer Brookfield dan dan sampel (ABC Squash Delight) dengan menggunakan viscometer  Ostwald.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Teori Umum
Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti mengalir, dan logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol η (Martin, Swarbrick, Cammarata, 1993).
Berdasrkan grafik sifat aliran cairan newton terbagi atas dua kelompok yaitu (Martin et al, 1993):
Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi oleh waktu.
a.    Aliran plastik
b.    Aliran pseudoplastik
c.    Aliran dilatan
Cairan yang sifat alirannya dipengeruhi oleh waktu
a.    Aliran tiksotropik
b.    Aliran rheopeksi
c.    Aliran viskoelastis
Ahli farmasi kemungkinan besar lebih sering menghadapi cairan non newton dibanding dengan cairan biasa. Oleh karena itu mereka harus mempengaruhi metode yang sesuai untuk mempelajari zat-zat kompleks ini. Non newtonian Bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran newton : dispersi heterogen cairan dan padatan seperti larutan koloid, emulsi, suspensi cair, salep dan produk-produk serupa masuk kelas ini. Jika bahan-bahan non newton dianalisis dalam suatu viskometer putar dan hasilnya diplot diperoleh berbagai kurva konsistensi yang menggambarkan adanya tiga kelas aliran yakni plastis, pseuodoplastis dan dilatan (Martin et al, 1993).
Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newton meliputi, plastis, pseudoplastis dan dilatan, aliran plastis memiliki kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress (atau akan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagai harga yield. Cairan plastis tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield value, zat bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu kembali ke keadaan semula, tidak mengalir) (Martin et al, 1993).
Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang tersuspensi dalam suspensi pekat. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel yang berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya van der Waals), yang harus dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Akibatnya, yield value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin banyak suspensi yang terflokulasi, makin tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi antar partikel juga berkontribusi dalam yield value. Ketika yield value terlampaui (shear stress di atas yield value), sistem plastis akan menyerupai sistem newton. Aliran yang selanjutnya adalah pseudoplastis yaitu Aliran pseudoplastis  yang ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom alam dan sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem plastis, yang tersusun dari partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari (0,0) , tidak ada yield value, dan bukan suatu harga tunggal (Martin et al, 1993).
Viskositas aliran pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear. Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan adanya aksi shearing terhadap molekul-molekul polimer (atau suatu bahan berantai panjang). Dengan meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam bahan tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing stress berikutnya, serta aliran dilatan, aliran dilatan ini terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat terdispersi dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of shear. Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya (Martin et al, 1993).
Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersususn rapat dengan volume antar partikel pada keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam suspensi ini cukup untuk mengisi volume ini dan membentuk ikatan lalu memudahkan partikel-partikel bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya pada rate of shear yang rendah. Pada saat shear stress meningkat, bulk dari system itu mengembang atau memuai (dilate). Hal itu menyebabkan volume antar partikel menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada tidak cukup memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran meningkat karena partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna lagi oleh pembawa. Akhirnya suspense menjadi pasta yang kaku. Pada aliran non newton yang tidak dipengaruhi oleh waktu meliputi, tiksotropi, antitiksotropi dan rheopeksi (Martin et al, 1993).
Anti-tiksotropi
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu caian atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secaa lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti contohnya air, alkohol, dan bensin karena memiliki nilai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak asto, dan madu karena mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan (Yazid, 2005).
Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antar- bagian atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair. Viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi antara molekul-molekul gas (Yazid, 2005).
Gliserol adalah senyawa yang netral, dengan rasa yang manis, tidak berwarna,cairan kental dengan titik lebur 20oC dan memiliki titik didih yang tinggi yaitu 290oC.Gliserol dapat larut sempurna dalam air dan alkohol, tapi tidak dalam minyak.Sebaliknya, banyak zat dapat lebih mudah larut dalam gliserol dibanding dalam airmaupun alkohol. Oleh karena itu gliserol merupkan pelarut yang baik (Pettruci, 1989).
B.     Uraian Bahan
1.      AIR SULING (Ditjen POM, FI III, 1979 : 96)
Nama Resmi                    : AQUA DESTILLATA
Nama Lain                       : Air Suling
Rumus Kimia                  : H2O
Berat Molekul                 : 18,02
Bobot Jenis                      : 1 g/mL
Pemerian                        : Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau
Kegunaan                      : Sebagai sampel dan pembilas alat
Penyimpanan                : Dalam wadah tertutup baik
2.           Na CMC (Ditjen POM 1979: 175 )
Nama resmi                   :  CARBOXYMETHYLCELULOSUM NATRIUM
Nama lain                      :  Karbometilselulosa Natrium
Pemerian                       :  serbuk atau granul, putih sampi krem higroskopik.
Kelarutan                      : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal ; tidak mudah larut dalam etanol, dala eter dan pelarut organik lain.
Penyimpanan                :  Dalam wadah tertutup rapat
C.    Uraian Sampel
1.      Sirup Marjan cocopandan
Nama Dagang               : Marjan Boudoin cocopandan
Netto                             : 600 mL
Komposisi                     : Gula pasir, air, konsentrat cocopadan pengatur keasaman asam sitrat, perisa cocopandan, pewarna (Tartrazin (CI 19140) & Biru berlian (CI 42090)).BPOM RI MD 149410112017.
Kegunaan                      : Sampel
2.      Sirup ABC squash deiligt
Nama dagang                : ABC squash dlight rasa leci
Netto                             : 580 ml
Komposisi                     : air gula, pengatur keasaman, perisa leci, pemanis buatan siklamat 0,5 %, natrium benzoat, sari buah leci
Kegunaan                      : sebagai sampel

3.        Mariza blueberry topping
Nama dagang                : Mariza blueberry topping  jam
Netto                             : 350 ml
Komposisi                     : gula, blueberry,air, pengaturkeasaman, asam sitrat, pengental : pektin,perisa blueberry , kalium sorbat
Kegunaan                      : sebagai sampel
4.      Buavita mix pinamelon
Nama dagang                : Buavita pinamelon mix
Netto                             : 1000 ml
Komposisi                     :Air, Sari Buah Nanas,Sari Buah Mangga,Sari Buah Melon,Sukrosa, Perisa Mangga,Perisa Perisa Nanas, Perisa Melon,Pemantap Nabati,Vitamin C, Garam,Pengatur Keasaman Asam Sitrat,, Pewarna Alami Beta Karoten CI 75130 (Mengandung Antioksidan Tokoferol)
Kegunaan                      : sebagai sampel
D.    Prosedur Kerja (Anonim. 2013)
1.      Lakukan pengukuran viskositas terhadap aquadest, gliserin, sirup ABC dan minyak kelapa.
2.      Pada 0,5; 2; 5; 10; 20; 50 dan 100 rpm larutan CMC 2% dan campuran CMC 0,1% dengan veegum 2 % kemudian buatlah rheogramnya
BAB III
METODE KERJA
A.    Alat yang Digunakan
Adapun alat yang diguanakan pada percobaan ini adalah :
1.    Gelas Ukur
2.    Propipet
3.    Stopwatch
4.    Viskometer Brookfield
5.    Viskometer Ostwald
B.     Bahan yang Digunakan
1.      Aquadest
2.      Gom xantan
3.      Veegum
4.      Sirup ABC squah delight rasa leci
5.      Mariza blueberry topping jam
6.      Buavita
7.      Sirup marjan rasa cocopandan


C.    Cara Kerja
1.    Viskometer Brookfied
a.    Disiapkan alat dan bahan
b.    Dipasang spindel pada gantungan spindel
c.    Diturunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan yang akan diukur viskositasnya
d.   Dinyalakan motor sambil menekan tombol on
e.    Diatur tombol pengatur Rpm sesuai dengan yang dikehendaki dengan cara ditekan tombol on lalu ditekan lagi dikembalikan ke speed lalu diatur Rpm yang dikehendaki misalnya 0.5, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 Rpm. Setelah itu tombol speed dikembalikan ketengah dan tekan tombol on kembali
f.     Dilihat dan dicatat nilai yang terlihat di layar.
g.    Dihitung dan dibuat grafiknya setelah itu ditentukan tipe alirannya.
2.      Viskometer Ostwald (Sirup ABC Squah deiligt)
a.    Dimasukan sampel dalam viskometer ostwald hingga batas tanda atas
b.    Propipet  sampel menggunakan propipet hingga batas atas
c.    Dilepas propipet kemudian dihitung berapa lama waktu yang diutuhkan air untuk sampai ke batas batas bawah.
d.   Catat waktu yang dibutuhkan.
e.    Dihitung viskositasnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Data Pengamatan
RPM
Kecepatan Geser
Viskositas (P)
Tekanan geser
Aliran Naik
Aliran Turun
Aliran Naik
Aliran Turun
2
0,033333333
258
276
8,6
9,2
5
0,083333333
148
134
12,33333333
11,16666667
10
0,166666667
103,2
91,2
17,2
15,2
20
0,333333333
75,9
67,8
25,3
22,6
50
0,833333333
53,5
50,2
44,58333333
41,83333333
100
1,666666667
41,52
41,52
69,2
69,2
1.        Mariza blueberry  topping






Perhitungan tekanan geser :
Tekanan geser =  kecepatan geser  x viskositas
Alirannaik
Rpm 2      = 0,033333333 x 258       =  8,6  dyne/cm2
Rpm 5      =  0,083333333 x 148       = 12,3 dyne/cm2
Rpm 10    =  0,166666667 x 103,2    =  17,2dyne/cm2
Rpm 20    =  0,333333333 x 25,3      =  75,9dyne/cm2
Rpm50     =  0,833333333 x 53,5      =  44,583dyne/cm2

Rpm 100  =  1,666666667 x 41,52    = 69,2dyne/cm2
Aliranturun
Rpm 2      =  0,033333333 x 276       = 9,2dyne/cm2
Rpm 5      =  0,083333333 x 134       =11,16666667dyne/cm2
Rpm 10    =  0,166666667x 91,2         =15,2dyne/cm2
Rpm 20    =  0,333333333 x 67,8      = 22,6dyne/cm2
Rpm 50    =  0,833333333 x 50,2      =41,83333333dyne/cm2
Rpm 100 =  1,666666667 x 41,52    = 69,2dyne/cm2






2        Sirup marjan
RPM
KecepatanGeser
Viskositas (P)
Tekanangeser
AliranNaik
AliranTurun
AliranNaik
AliranTurun
2
0.033333333
11.4
12
0.38
0.4
5
0.083333333
4.3
4.6
0.35833333
0.383333333
10
0.166666667
3
3
0.5
0.5
20
0.333333333
2.7
2.7
0.9
0.9
50
0.833333333
2.42
2.45
2.01666667
2.041666667
100
1.666666667
2.33
2.33
3.88333333
3.883333333

Perhitungan tekanan geser :
Tekanan geser =  kecepatan geser  x viskositas
Alirannaik
Rpm 2      =  0.033333333x 11.4     = 0.38dyne/cm2
Rpm 5      =  0.083333333 x4.6       = 0.383333333dyne/cm2
Rpm 10    =  0.166666667 x3          = 0.5dyne/cm2
Rpm 20    =  0.333333333 x 2.7      = 0.9dyne/cm2
Rpm  50   =  0.833333333 x 2.42    =2.01666667dyne/cm2
Rpm 100  =  1.666666667 x 2.33    = 3.88333333dyne/cm2
Aliranturun
Rpm 2      =  0.033333333 x 12       = 0.4dyne/cm2
Rpm 5      =  0.083333333 x 4.6      =0.383333333dyne/cm2
Rpm 10    =  0.166666667 x3          = 0.5dyne/cm2
Rpm 20    = 0.333333333 x 2.7      = 0.9dyne/cm2
Rpm 50    =  0.833333333 x 2.42    = 2.01666667dyne/cm2
Rpm 100 =   1.666666667 x 2.33    = 3.88333333dyne/cm2

1.      Buavita mix
RPM
KecepatanGeser
Viskositas
Tekanangeser
Alirannaik
Aliranturun
Alirannaik
Aliranturun
2
0.033333333
7.4
6.3
0.246666667
0.21
 5
0.083333333
3.18
2.94
0.265
0.245
10
0.166666667
1.98
1.68
0.33
0.28
20
0.333333333
1.13
1.02
0.376666667
0.34
50
0.833333333
0.6
0.558
0.5
0.465
100
1.666666667
0.381
0.381
0.635
0.635

Perhitungan tekanan geser :
Tekanan geser =  kecepatan geser  x viskositas
Alirannaik
Rpm 2    =  0.033333333 x 7.4        = 0.246666667dyne/cm2
Rpm 5    = 0.083333333 x 3.18       =  0.265dyne/cm2
Rpm 10  =  0.166666667 x1.98       = 0.33dyne/cm2
Rpm 20  =0.333333333 x 1.13        = 0.376666667dyne/cm2
Rpm 50  =  0.833333333 x 0.6        = 0.5dyne/cm2
Rpm 100= 1.666666667 x 0.381    = 0.365 dyne/cm2
Alairanturun
Rpm 2    =  0.033333333 x 6.3        = 0.27 dyne/cm2
Rpm 5    =  0.083333333x  2.94      = 0.245 dyne/cm2
Rpm 10 = 0.166666667x  1.68      = 0.28 dyne/cm2
Rpm 20  = 0.333333333 x 1.02      = 0.94 dyne/cm2
Rpm 50  =  0.833333333 x 0.558    = 0.465 dyne/cm2
Rpm 100= 1.666666667 x 0.381    = 0.365 dyne/cm2

2.      Na CMC
RPM
Kecepatan Geser
Viskositas (P)
Tekanan geser
Aliran Naik
Aliran Turun
Aliran Naik
Aliran Turun
2
0,033333333
22,2
23,4
0,74
0,78
5
0,083333333
14,4
14,4
1,2
1,2
10
0,166666667
12,2
11,6
2,03333333
1,933333333
20
0,333333333
11,46
10,44
3,82
3,48
50
0,833333333
9,77
8,98
8,14166667
7,483333333
100
1,666666667
7,92
7,92
13,2
13,2

Perhitungan tekanan geser :
Tekanan geser =  kecepatan geser  x viskositas
Aliran  naik
Rpm 2    =  0.033333333 x 22,2      = 0,74dyne/cm2
Rpm 5    =  0,083333333 x 14,4      =1,2dyne/cm2
Rpm 10  =  0,166666667 x12,2       = 2,03333333dyne/cm2
Rpm 20  = 0,333333333 x11,46      = 3,82dyne/cm2
Rpm 50  = 0,833333333 x 9,77       = 8,14166667dyne/cm2
Rpm 100= 1,666666667 x 7,92       = 13,2dyne/cm2
Aliran turun
Rpm 2    =  0,033333333 x 23,4      = 0,78dyne/cm2
Rpm 5    =  0,083333333 x 14,4      =1,2dyne/cm2
Rpm 10  =  0,166666667 x11,6       = 1,933333333dyne/cm2
Rpm 20 =  0,333333333 x10,44     = 3,48dyne/cm2
Rpm 50 =   0,833333333 x 8,98      = 7,48333333dyne/cm2
Rpm 100= 1,666666667 x 7,92       = 13,2dyne/cm2


3.      Gom xantan: Veggum
RPM
Kecepatan Geser
Viskositas (P)
Tekanan geser
Aliran Naik
Aliran Turun
Aliran Naik
Aliran Turun
2
0,033333333
111,6
99,6
3,72
3,32
5
0,083333333
55,9
50,2
4,658333333
4,183333333
10
0,166666667
34
30,8
5,666666667
5,133333333
20
0,333333333
20,46
19,32
6,82
6,44
50
0,833333333
10,8
10,44
9
8,7
100
1,666666667
6,56
6,56
10,93333333
10,93333333

Perhitungan   tekanan geser :
Tekanan geser =  kecepatan geser  x viskositas
Aliran naik
Rpm 2    =  0,033333333 x 111,6    = 3,72dyne/cm2
Rpm 5    =  0,083333333 x 50,2      =4,183333333dyne/cm2
Rpm 10 =  0,166666667 x 34         = 5,666666667dyne/cm2
Rpm 20  =  0,333333333 x 20,46    = 6,82dyne/cm2
Rpm 50  =  0,833333333 x10,44     = 9dyne/cm2
Rpm 100=  1,666666667 x6,56       = 10,93333333dyne/cm2
Aluran turun
Rpm 2    =  0,033333333 x 99,6      = 3,32dyne/cm2
Rpm 5    =  0,083333333 x 50,2      = 4,183333333dyne/cm2
Rpm 10  =  0,166666667 x 30,8      = 5,133333333dyne/cm2
Rpm 20  =  0,333333333 x 19,32    = 6,44dyne/cm2
Rpm 50 =   0,833333333 x 10,44    = 8,7dyne/cm2
Rpm 100=  1,666666667 x6,56       = 10,93333333dyne/cm2
4.      Sirup ABC squash delight
Sampel
Kecepatan alir (detik)
Rata-Rata
I
II
III
Air
9,81
9,63
9,58
9,673
Sirup ABC squash delight

36,31
36,63
34,87
35,93

Diketahui      :    Bobot jenis sirup ABC (ρ1)  = 1,177  g/ml
                          Bobot jenis air         (ρ2)        = 0,997 g/ml
                          Waktu alir sirup ABC  (t­1)    = 35,93 detik
                          Waktu alir  air         (t­2)         =  9,673 detik
                          Viskositas air          (η2)        = 0,8904 Cp

B.     Pembahasan
Rheologi adalah aliran cairan dan deformasi dari padatan. Viskositas (ukuran resistensi pencairan untuk mengalir) adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya (makin besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir, maka besar pula viskositasnya). Sedangkan fluiditas adalah suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkatkan dengan makin tingginya temperatur.
Pada cairan-cairan yang mengikuti hukum newton, viskositasnya akan selalu tetap pada suhu dan tekanan tertentu. Serta tidak dipengaruhi oleh kecepatan geser sedangkan kebanyakan dari sediaan farmasi seperti emulsi, suspensi, dan sediaan setengah padat tidak mengikuti hukum newton. Viskositas cairan ini akan bervariasi pada setiap kecepatan geser sehingga untuk melihat sifat alirannya pengukuran haruslah dilakukan pada beberapa kecepatan geser, misalnya dengan menggunakan viskometer brookfield.
Rate of shear adalah kecepatan geser atau perbedaan kecepatan antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak sedangkan gaya persatuan luas atau tekanan geser disebut shearing stress.
Dalam praktikum rheologi digunakan beberapan bahan yaitu diantaranya sirup ABC squahs deligt, sirup marjan cocopandan, mariza blueberry topping, buvita mix pinamelon, Na CMC dan gom xanntan ;veegum.
Dalam praktikum rheologi digunakan alat untuk mengukur viskositas cairan non newton (sirup ABC squash delight( mengunakam viskometer ostwald sedangkan untuk mengukur viskositan newton menggunakan brookfild yaitu viskometer brookfield  dimana prinsip kerjanya yaitu untuk mengetahui tekanan geser dan aliran dari suatu cairan.
Pada pengukuran viskositas surup ABC menggunkan metode ostwald, menggunakan sebuah pipa kapiler yang untuk mengukur kecepatan alir dengan bantuan pro pipet sebagai penahan cairan. Pada percobaan ini cairan standar yang digunkan adalah air, pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali.
Untuk pengukuran rheologi suatu zat (sifat alir) maka terlebih dahulu harus diketahui berapa viskositas dan kecepatanya untuk mendapatkan berapa besar tekanan yang dihasilkan dari zat cair tersebut ataupun diketahui tekanannya untuk dicari kecepatan gesernya. Untuk itu digunakan alat yang dapat diubah-ubah besarnya tekanan gesernya sehingga kecepatan gesernya dapat diamati atau kecepatan geser yang dapat diatur, sehingga tekanan gesernya dapat ditentukan. Yang hasilnya nanti akan digambarkan dalam bentuk grafik rheogram yang menghubungkan antara shearing stress dan rate of share.
Dari percobaan diperoleh hasil  viskositas sirup ABC squash delilgt rasa leci 0,03845 P. Aliran  mariza blueberry topping, Na CMC dan gom xantanl; veegum mengikuti aliran thiksotropi plastis. Aliran sirup marjan rasa cocopandan mengikuti aliran plastis dan aliran buavita pinaelon mix mengikut aliran thiksotropi plastis.
Adapun factor-factor yang mempengaruhi kesalahan adalah,
a.       Kurang akurat dalam perhitungan waktu
b.      Keadaan temperature yang berbeda dengan temperature awal
c.       Terjadinya turbulensi dan thiksotropi yang kurang sempurna
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologo daplikasikan dalam pembuatan krim , suspense, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain. Selain itu, prinsip rheology juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch. Berikut ini adalah ringkasan dari daerah terbesar desain produk dan pembuatan di mana rheologi bermakna.

















BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari percobaan dapa disimpulkan bawwa
1.      viskositas sirup ABC squash delilgt rasa leci  yaitu 0,03845 P.
2.      Tipe aliran  mariza blueberry topping thiksotropi plastis , Na CMC pseudoplastis dan gom xantan; veegum mengikuti aliran thiksotropi plastis.
3.      Tipe aliran sirup marjan rasa cocopandan mengikuti aliran plastis
4.      Tipealiran buavita pinamelon mix mengikut aliran thiksotropi plastis
B.     Saran
Sebaiknya alat labarotorium lebih dilengkapi lagi, agar dapat mengefesiensikan waktu dan semua praktikum bekerja.








DAFTAR PUSTAKA
.
Anonim, 2013.Penuntun Praktikum Farmasi Fisika II. Fakultas FarmasiUMI : Makassar.
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia”. Edisi III, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Martin, Alfred, dkk. 1993. Farmasi Fisika Edisi 3. Universitas Indonesia. Jakarta
Petrucci. 1989. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga:Jakarta.
Yazid,Estien. 2005.Kimia Fisika untuk Paramedis. Andi. Gresik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar