BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada umumnya segala sesuatu yang kita konsumsi, tanpa kita sadari banyak
mengadung unsur-unsur senyawa yang merugikan bagi tubuh kita.
Kolesterol adalah zat
alamiah dengan sifat fisik serupa lemak tetapi berumus steroida, seperti banyak
senyawa alamiah lainnya. Kolesterol merupakan bahan bangun esensial bagi tubuh
untuk sintesa zat-zat penting, seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar
serat saraf, begitu pula hormon kelamin dan anak ginjal, vitamin D, serta asam
empedu. Kolesterol terdapat pula dalam lemak hewani, kuning telur, dan batu
umpedu.
Sejak lama sekali telah dicurigai bahwa
telur dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, maka asupannya hendaknya
dibatasi sampai satu telur seminggu.
Dewasa ini diketahui bahwa orang sehat
dapat setiap hari mengkonsumsi telur tanpa meningkatkan resiko PJP atau stroke.
Mungkin sekali kadar asam lemak jenih yang tinggi dalam telur juga memegang peranan
dalam kasus ini.
Penyakit
arteri koroner telah menunjukkan adanya korelasi dengan kadar pertikel
lipoprotein yang mengandung triasilgliserol dan atau kolesterol dalam plasma.
Partikel-partikel ini, yang merupakan kunci terjadinya aterogenesis, semula
disintesis pada mukosa intestinal dan hati, dan dimetabolisme terutama dalam
plasma. Zat tersebut juga mempunyai peranan penting dalam transport lipid antar
jaringan. Kadarnya dapat meningkat karena factor lingkungan seperti diet, atau
kelainan genetic yang diwariskan untuk sintesis atau degradasi.
Makanan
yang mengandung terlampau banyak lemak hewan diduga turut bertanggung jawab
atas terjadinta overweight, penyakit kardiovaskuler, diabetes tipe II, kanker
usus besar, payudara dan prostat dan lebih lanjutnya akan dicobakan ke hewan tikus
putih.
B.
Maksud dan Tujuan
Mengetahui dan memahami efek farmakologi dari obat golongan
hipolipidemik terhadap tikus (Rattus morvegicus).
C. Tujuan Percobaan
Menentukan
efek dari obat
hipolipidemik yaitu simvastatin dan
gemfibrozil berdasarkan peningkatan kadar kolesterol hewan
coba tikus (Rattus morvegicus).
D.
Prinsip Percobaan
Penentuan efek
dari obat hipolipidemik yaitu Simvastatin dan Gemfibrozil
terhadap hewan coba tikus (Rattus morvegicus) yang
sebelumnya hewan coba diberi diet kolesterol selama 7 hari selanjutnya diberi
obat hipolipidemik diambil darah dari vena marginalis pada ekor hewan coba pada
interval waktu 30, 60’, dan 90 menit pada human unilizer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Teori Umum
Hipolipidemik adalah
obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid. (Mardjono. 2007)
Penyakit arteri koroner (CAD) adalah
penyebab separuh dari seluruh kematian di AS. CAD telah menunjukan adanya
korelasi dengan kadar protein lipoprotein yang mengandunga triasilgliserol dan
/ atau kolesterol dalam plasma (Mycek, 2001).
Lipid
seperti trigliserida dan kolesterilester tidak larut dalam air dan ditanspor
dalam plasma pada ini partikel (lipoprotein) yang mempunyai suatu cangkang
hidrofilik yang terdiri dari fosfolipid dan kolesterol besar (Neal. 2005)
lipida darah terutama
terdiri atas kolesterol, trigliserida (minyak), asam lemak bebas, dan
fosfolipida, yang semuanya tidak dapat larut dalam darah. Oleh karena itu,
lipida diangkut sebagai senyawa kompleks dengan protein transport yang disebut
lipoprotein. Kompleks ini dapat bercampur baik dengan darah (Tjay.2002).
Dengan elektroforesis
lipoprotein dibedakan menjadi 5 golongan besar (Mardjono. 2007):
1. Kilomikron
Lipoprotein dengan
berat molekul terbesar ini lebih dari 80% komponennya terdiri dari trigliserida
dan kurang dari 5% kolesterol ester
2. Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL, very low
density lipoprotein)
Lipoprotein ini terdiri
dari 60% trigliserida (endogen) dan 10-15% kolesterol
3. Lipoprotein densitas sedang (IDL, intermediate density
lipoprotein)
IDL ini kurang
mengandung trigliserida (30%), lebih banyak kolesterol (20%) dan relative lebih
banyak mengandung apoprotein B dan E
4. Lipoprotein densitas rendah (LDL, low density
lipoprotein)
Partikel LDL
mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%
5. Lipoprotein densitas tinggi (HDL, high density
lipoprotein)
Kolesterol 25%,
trigliserida 5%, protein 50%, fosfolipida 20% (Tjay. 2002)s
Kolesterol
merupakan bahan pembangun esensial bagi tubuh untuk sintesa zat-zat penting,
seperti membrane sel dan bahan isolasi sekitar serat saraf, begitu pula hormone
kelamin dan anak ginjal, vitamin D, serta asam empedu (Tjay.2002)
Jalur
sintesis lipid (Mardjono. 2007)
1. Jalur eksogen
Trigliserida dan
kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron.
Kilomikron ini akan diangkut dalam saluran limfe lalu ke dalam darah via duktus
torasikus. Di dalam jaringan lemak trigliserida dalam kilomikron mengalami
hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel.
Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnant.
Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau
sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali (cadangan) atau dioksidasi
(energi). Kilomikron remnant adalah ukuran trigliserida mengecil tetapi jumlah
ester kolesterol tetap. Kilomikron remnant ini akan dibersihkan oleh hati dan
sirkulasi dengan meknisme endositosis oleh lisosom. Hasil metabolisme ini
berupa kolesterol bebas yang akan digunakan untuk sintesis berbagai struktur
(membrane plasma, myelin, hormone steroid, dsb), disimpan dalam hati sebagai
kolesterol ester lagi atau diekskresi ke dalam umpedu (sebagai kolesterol atau
asam umpedu) atau diubah hjadi lipoprotein endogen yang dikeluarkan ke dalam
plasma. Kolestrol juga dapat disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim
HMG-C0A reduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolesterol
endogen
2. Jalur eksogen
Trigliserida
dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron.
Kilomikron ini akan diangkut dalam saluran limfe lalu ke dalam darah via duktus
torasikus. Di dalam jaringan lemak trigliserida dalam kilomikron mengalami
hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel.
Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnant.
Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau
sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali (cadangan) atau dioksidasi
(energi). Kilomikron remnant adalah ukuran trigliserida mengecil tetapi jumlah
ester kolesterol tetap. Kilomikron remnant ini akan dibersihkan oleh hati dan
sirkulasi dengan meknisme endositosis oleh lisosom. Hasil metabolisme ini berupa
kolesterol bebas yang akan digunakan untuk sintesis berbagai struktur (membrane
plasma, myelin, hormone steroid, dsb), disimpan dalam hati sebagai kolesterol
ester lagi atau diekskresi ke dalam umpedu (sebagai kolesterol atau asam
umpedu) atau diubah hjadi lipoprotein endogen yang dikeluarkan ke dalam plasma.
Kolestrol juga dapat disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG-C0A
reduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolesterol endogen
3. Jalur endogen
Trigliserida
dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk
VLDL kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh
lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel
lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. LDL yang mengandung kolesterol
paling banyak (60-70%), mengalami katabolisme melalui reseptor diatas dan jalur
non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi kolesterol
endogen. Pada pasien hiperkolesterolemia katabolisme LDL oleh hati dan jaringan
perifer berkurang sehingga kadar kolesterol plasmanya meningkat. Peningkatan
kadar kolesterol sebagian disalurkan ke dalam makrofag yang akan membentuk sel
busa (foam cells) yang berperan dalam terjadinya aterosklerosis premature
Klasifikasi
Hiperlipidemia (Mycek. 2001)
1. Tipe I
(HIPERKILOMIKRONEMIA FAMILIAL)
-
Hiperkilomikronemia masif pada waktu puasa
walaupun jumlah lemak dalam diet normal,
menyebabkan peningkatan triasilgliserol serum yang sangat tinggi.
-
Defisiensi lipase lipoprotein atau defisiensi
apolipoprotein CII normal (jarang)
-
Tipe I tidak ada hubungan dengan peningkatan penyakit
jantung koroner
-
Pengobatan : diet rendah lema. Tidak ada obat yang
efektif untuk hiperlipidemia tipe
2. Tipe II A
(HIPERKOLESTEROLEMIA FAMILIAL)
-
Peningkatan LDL dengan kadar VLDL normal karena
penghambatan dalam degradasi LDL, sehingga terdapat peningkatan kolesterol
serum tetapi triasilgliserol normal.
-
Disebabkan karena berkurangnya reseptor LDL normal
-
Penyakit jantung iskemik terjadi sangat dipercepat
-
Pengobatan: diet rendah kolesterol dan rendah lemak
jenuh. Heterozigot: kolestiramin atau kolestipol dan/ lovastatin atau
mevastatin. Homozigot: seperti diatas ditambah niasin.
3. Tipe II B (HIPERLIPIDEMIA
KOMBINASI CAMPURAN/FAMILIAL)
-
Sama dengan IIA kecuali VLDL juga meningkat,
menyebabkan triasilgliserol serum dan kolesterol meningkat.
-
Disebabkan produksi VLDL oleh hati berlebihan
-
Relatif sering ditemukan
-
Pengobatan: pembatasan kolesterol dan lemak jenuh
dalam diet serta alcohol. Terapi obat sama dengan IIA kecuali heterozigot juga
menerima niasin
4. Tipe III
(DISBETALIPOPROTEINEMIA FAMILIAL)
-
Konsentrasi IDL serum meningkat menyebabkan
peningkatan kadar triasilgliserol dan kolesterol
-
Penyebabnya adalah overproduksi atau IDL kurang
digunakan, karena mutasi apolipoprotein E
-
Xantoma dan penyakit koroner dan vascular perifer yang
dipercepat terjadi pada pasien umur setengah baya
-
Pengobatan: penurunan berat badan (jika perlu).
Pembatasan diet kolesterol dan alkohol. Terapi obat termasuk niasin dan klofibrat
(atau gemfibrozil) atau lovastatin (atau mevastatin)
5. Tipe IV
(HIPERTRIGLISERIDEMIA FAMILIAL)
-
Kadar VLDL meningkat, sedangkan kadar LDL normal atau
berkurang, mengakibatkan kolesterol normal atau meningkatkan dan peningkatan
kadar trisilgliserol yang beredar.
-
Penyebab adalah overproduksi dan / atau berkurangnya
pengeluaran VLDL triasilgliserol dalam serum
-
Ini merupakan penyakit yang relatif umum. Mempunyai
sedikit manifestasi klinis selain penyakit dari jantung iskemik yang
dipercepat. Sering pasien dengan gangguan ini gemuk, diabetic dan
hiperurisemia. Juga terlihat pada individu yang menerima terapi estrogen, hamil
pada trimester ketiga atau seorang pecandu alkohol.
-
Pengobatan: menurunkan berat badan (jika perlu) sangat
penting. Pembatasan diet dalam karbohidrat yang terkontrol, lemak yang diubah,
konsumsi alkohol rendah. Jika perlu, terapi obat termasuk niasin dan / atau
gemfibrozil (atau klofibrat) atau lovastatin (atau mevastatin).
6. Tipe V
(HIPERTRIGLISERIDEMIA CAMPURAN FAMILIAL)
-
Kadar VLDL dan kilomikron serum meningkat. LDL normal
atau berkurang, ini menyebabkan kadar kolesterol meningkat dan triasilgliserol
sangat meningkat
-
Penyebabnya adalah peningkatan produksi atau penurunan
bersihan VLDL dan kilomikron. Biasanya suatu kelainan genetic
-
Paling sering terjadi pada orang dewasa yang gemuk
dan/ atau diabetik
-
Pengobatan: penurunan berat (jika perlu) sangat
penting. Diet harus mengandung protein, rendah lemak dan karbohidrat yang
terkontrol serta tidak boleh mengkonsumsi alkohol. Jika perlu, terapi obat
termasuk niasin, klofibrat dan/atau gemfibrozil atau lovastatin (atau
mevastatin).
Penggolongan
obat (Tjay. 2002)
1.
Resin pengikat asam umpedu
-
Berkhasiat menurunkan LDL dan kolesterol total,
berdasarkan pengikatan asam umpedu dalam usus halus menjadi kompleks yang
dikeluarkan melalui tinja
-
Contoh obat: kolestirmin dan kolestipol
2.
Derivat nikotinat
-
Berkhasiat menurunkan
LDL dan VLDL, sedangkan HDL dinaikkan dengan dihambatnya sintesa LDL dan
VLDL.
-
Contoh obat: asam nikotinat, acipimox
3.
Fibrat
-
Berkhasiat menurunkan kadar VLDL dan TG berdasarkan
stimulasi aktivitas lipoprptein lipase hingga perombakan dan ekskresi TG dan
kolesterol lewat tinja dipercepat
-
Contoh obat: klofibrat, gemfibrozil
4.
Statin (penghambat reduktase)
-
Berkhasiat menurunlan kolesterol total dan LDL , juga
VLDL dan trigliserida, sedangkan HDL
dinaikkan sedikit. Mekanisme kerjanya berdasarkan penghambatan enzim HMG-CoA
reduktase, yang berperan esensial dalam hati untuk pengubahan HMG-CoA menjadi
asam mevalonat. Melalui langkah lain akhirnya terbentuk kolesterol
-
Contoh obat: lovastatin, simvastatin, provastatin,
fluvastatin, dan atorvastatin
5.
Neomisin
-
Menurunkan koleste
-
rol dan LDL dengan jalan mengubah micel dalam rongga
usus.
B.
Uraian Bahan
1. Air Suling (Ditjen POM, 1995)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Aquadest, air suling
Pemerian :
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung
bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Nama resmi : PROPYLTHIOURACILUM
Sinonim : Propitiourasil
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih; rasa
pahit.
Kelarutan : Sukar
larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter, agak sukar
larut dalam etanol, larut dalam
amonium hidroksida dan dalam alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.
Kegunaan : Bahan penginduksi kolesterol
3. Minyak
kelapa (Ditjen POM,1979)
Nama resmi : Oleum
cocos
Sinonim : Minyak kelapa
Pemerian : Cairan
jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas, tidak tengik
Kelarutan : Larut
dalam 2 bagian etanol, sangat mudah larut dalam kloroform dan eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya, ditempat sejuk
Kegunaan : Bahan
makanan diet kolesterol
4.
Lemak
Kambing (Ditjen POM,1979)
Nama resmi : Lemak
Kambing
Pemerian : Zat berupa lemak, liat, kuning
muda atau pucat, agak tembus cahaya, bau lemak dan khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air,
agak sukar larut dalam etanol, mudah larut dlam CHCl3 dan eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat
sejuk.
Kegunaan : Bahan
makanan diet kolesterol.
C. Uraian Obat
1. Simvastatin (Pramudianto : 2010)
Zat aktif : Simvastatin
Golongan Obat :
Dislipidemia
Indikasi : Menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL pada hiperkolesterolemia primer dan sekunder jika
respon terhadap diet dan pengobatan non-farmakologikal tunggal lain tidak
memadai
Kontra
indikasi : Penyakit hati
aktif atau peningkatan persisten
transaminase serum yang tidak jelas penyebabnya, hipersensitivitas.
Efek samping : Nyeri abdomen, konstipasi, distensi abdomen,
astenia, sakit kepala, miopati, rabdomiolisis
Farmakokinetik : Reabsorbsinya dari usus baik, tetapi mengalami
FPE besar. Ekskresinya berlangsung 69% melalui umpedu dan tinja serta 13% lewat
kemih (Tjay. 2002).
Farmakodinamik : Selain efek umum juga rambut rontok
(reversibel), gangguan psikis (depresi, ketakutan, kecenderungan bunuh diri),
dan kerusakan hati (hepatitis) (Tjay. 2002).
Interaksi
obat : Meningkatkan
efek antikoagulan kumarin. Dengan obMNNat imunosupressant dapat meningkatkan
resiko miopati dan rabdomiolisis
Dosis
obat : Awal 10 mg/hari
pada sore hari. Hiperkolesterolemia ringan s/d sedang 5mg/ hari. Maksimal 40mg/
hari.
2. Gemfibrozil (Pramudianto : 2010)
Zat aktif : Gemfibrozil
Golongan Obat :
kardiovaskuler/ penurun kolesterol
Indikasi :Disiplidemian
frederikson tipe 110, IIb, III, IV, V, hiperlipidemia disertai dengan diabetes
melitus
Kontra indikasi : kerusakan
ginjal atau hati berat, dan penyakit kandung empedu
Efek samping :
gangguan saluran cerna, ruam kulit, pruritus, sakit kepala, pusing, nyeri otot,
kelainan hemopoitik
Farmakodinamik :Menurunkan
trigliserida dalam plasma sehingga produksi VLDL dan apo-protein B dalam hati
menurun. Meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga sehingga bersihan
partikel kaya triglisrida meningkat juga meningkatkan kadar HDL (Mardjono.
2007)
Farmakokinetik :
Kadrar puncak dalam plasma dan darh dicapai dalam 1-2 jam dan keadaan mantap
tercapai dalam 4-7 hari pada pemberian 2 kali 600 mg sehari. Dieksresikan
secara utuh terutama dalam urine. Dengan waktu paruh 1,5 jam (Mrdjono.
2007)
Interaksi obat : Meningkatkan
kadar plasma warfarin dan meningkatkan efek antikoagulan
Dosis
obat : Sehari
2x 300-600 mg
C.
Uraian Hewan Coba
Klasifikasi
tikus
Kingdom : Animalia
Phylum :
Cordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegicus
Tikus
(Rattus norvegicus)
-
Berat badan
dewasa - jantan : 450-520 g
-
betina : 250-300 g
-
Luas permukaan
tubuh : 50 g : 130 cm2
-
Temperatur
tubuh : 35,9-37,5°C
-
Mulai
dikawinkan - jantan : 65 -110 hari
- betina : 65-110 hari
-
Siklus birahi : 4-5 hari
-
Jumlah anak per
kelahiran : 6-12
-
Jumlah
pernafasan : 70-115/menit
-
Tidal volume : 0,6-2,0 ml
-
Volume darah : 54-70 mg/kg
-
Tekanan darah : 84-134/60 mmHg
-
Glukosa serum : 50-135 mg/dL
-
Cholesterol : 40-130 mg/dL
D. Prosedur Kerja
(Anonim, 2013)
1. Hewan dipuasakan selamaa 8 jam, ditetapkan kadar
kolesterol awal, diberi minum PTU 0,01 % selama 10 hari, diberi makanan
laboratorium biasa. Setelah 10 hari, dipuasakan 18 jam, kemudian ditetapkann
kadar kolesterolnya
2. Hewan dipuasakan selamaa 8 jam, ditetapkan kadar
kolesterol awal, diberi minum PTU 0,01 % dan suspense gemfibrozil selama 10
hari, diberi makanan laboratorium biasa. Setelah 10 hari, dipuasakan 18 jam,
kemudian ditetapkan kadar kolesterolnya
3. Hewan dipuasakan selamaa 8 jam, ditetapkan kadar
kolesterol awal, diberi minum PTU 0,01 % dan suspens simvastatin selama 10
hari, diberi makanan laboratorium biasa. Setelah 10 hari, dipuasakan 18
jam, kemudian ditetapkan kadar kolesterolnya.
E. Patofisiologi
1.
Hiperkilomikronemia
Familial
·
Hiperkilomikronemia
masif pada waktu puasa walaupun jumlah lemak dalam diet normal, menyebabkan
peningkatan triasigliserol serum yang sangat tinggi.
·
Defisiensi
lipase lipoprotein atau defisiensi apolipoprotein CII normal (jarang)
·
Tipe
I tidak ada hubungan dengan peningkatan jantung koroner
·
Pengobatan
: diet rendah lemak, tidak ada obat yang efektif untuk hiperlipidemik Tipe I
2.
Hiperkolesterolemia
Familial
·
Peningkatan
LDL dengan kadar VLDL normal karena penghambatan dalam degradasi LDL, sehingga
terdapat peningkatan kolesterol serum tetapi triasilgliserol normal.
·
Disebabkan
karena berkurangnya reseptor LDL normal
·
Penyakit
jantung iskemik terjadi sangat di percepat
·
Pengobatan
: diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh. Hiterozigot : kolestiramin
atau kolestipol dan atau lovastinol atau mevastin. Homozigot : seperti di atad
di tambah niasin.
3.
Hiperlipidemia
kombinasi (campuran) Familial
·
Sama
dengan IIA kecuali VLDL juga meningkat, menyebabkan triasilgliserol serum dan
kolesterol meningkat
·
Disebabkan
produksi VLDL oleh hati berlebihan
·
Relatif
sering di temukan
·
Pengobatan
: diet rendah kolesterol dan lemak jenuh dalam diet serta alkohol. Tetapi obat
sama dengan IIA kecuali Heterozigot juga menerima niasin
4.
Disbetalipoproteinemia
Familial
·
Kosentrasi
IDL serum meningkat menyebabkan peningkatan kadar triasitgliserol dan
kolesterol
·
Penyebabnya
adalah overproduksi atau IDL kurang digunakan karena mutasi apolipoprotein E
·
Xantoma
dan penyakit koroner dan vaskular perifer yang dipercepat terjadi pada pasien
umur setengah baya
·
Pengobatan
: penurunan berat badan (jika perlu). Pembatasan diet kolesterol dan alkohol.
Tetapi obat termasuk niasin dan klofibrat (atau gemfibrozil) atau lovastatin
(atau mevastatin)
5.
Hipertrigliseridemia
Familial
·
Kadar
VLDL meningkat, sedangkan kadar LDL normal atau berkurang, mengakibatkan
kolesterol normal atau meningkat dan peningkatan kadar trigliserol yang beredar
·
Penyebab
adalah overproduksi dan / atau berkurangnya pengeluaran VLDL trigliserol dalam
serum
·
Ini
merupakan penyakit yang relatif umum mempunyai sedikit manifestasi klinik
selain penyakit dari jantung iskemik yang di percepat. Sering pasien dengan
gangguan ini gemuk, diabetik dan hiperurisemia
·
Pengobatan
: menurunkan berat badan (jika perlu), sangat perlu jika terapi obat termasuk
niasin dan / atau gemfibrozil atau klofibrat atau lovastatin (atau mevastatin)
6.
Hipertrigliseridemia
campuran Familial
·
Kadar
VLDL dan kilomikron serum sangat meningkat. LDL normal atau berkurang. Ini
menyebabkan serum meningkatkan kadar kolesterol meningkat dan trigliserol
sangat meningkat
·
Penyebabnya
adalah peningkatan produksi atau penurunan bersihan VLDL dan kilomikron. Biasanya
suatu kelainan genetik
·
Paling
sering terjadi pada orang dewasa yang gemuk dan / atau diabetik
·
Pengobatan
: menurunkan berat badan (jika perlu) sangat penting. Jika perlu, terapi obat
termasuk niasin, klofibrat / gemfibrozil atau lovastatin (atau mevastatin)
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat
Alat
yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah batang pengaduk, gelas kimia, human analyzer, kateter, mouth block, pipet tetes, spoit insulin, spoit 1 ml, 3ml, 10ml, stopwatch, dan vial.
B.
Bahan
Bahan
yang digunakan pada percobaan kali ini adalah aquades, gemfibrozil, propyltiurasil dan simvastatin.
C.
Hewan Coba
Adapun Hewan coba yang digunakan dalam
praktikum adalah tikus putih (Rattus norvegicus)
D.
Cara Kerja
1. Pembuatan bahan
a.
Diet
kolesterol
-
Disiapkan
alat dan bahan
-
Diambil
lemak sapi secukupnya, lalu dipanaskan hingga mengeluarkan minyak lemak
-
Ditambahkan
kuning telur dan ditambah minyak kelapa
-
Dimasukkan
semua bahan, ke dalam campuran terigu dan maizena kocok hingga homogen.
-
Dibentuk
adonannya, dan masukkan di dalam oven.
2. Pembuatan bahan obat
a. Gemfibrozil
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang Gimfibrozil sebanyak
27,16 mg
3. Dimasukkan
ke dalam kertas
perkamen
4. Dilarutkan dengan 10 ml aquadest
5. Dihomogenkan
6. Diberi etiket
b. Simvastatin :
1. Ditimbang Simvastatin sebanyak 7,13 mg
2. Dimasukkan ke dalam kertas perkamen
3. Dilarutkan dalam 10 ml aquadest
4. Dimasukkan ke dalam vial 10 ml
5. Diberi label
3. Perlakuan
Hewan Coba
1. Pra perlakuan hewan coba
a.
Disiapkan 2 ekor tikus
b.
Diambil
darah awal pada ekor tikus putih
c.
Diukur
kadar kolesterol awal dengan human analizer
d.
Diberi
makan diet kolesterol +minum propiltiourasil selama 7 hari berturut-turut.
2. Perlakuan hewan coba
a.
Tikus
putih diambil darahnya pada ekor
b.
Diukur darah
setelah diet kolesterol diukur di Human analyzer.
c.
Masing-masing
Tikus putih diberi obat hipolipidemik per oral (Gemfibrozil dan Simvastatin)
d.
Kemudian
diambil lagi darahnya pada menit ke 30’,60’, dan 90’.
e.
Darah
tikus putih disentrifuge untuk kemudian diambil serum darahnya.
f.
Serum
darah setelah pemberian obat diukur kadar kolesterolnya di Human analyzer.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Nama obat
|
Tikus putih
|
Volume pemberian (ml)
|
Kadar kolesterol (mg/ml)
|
|||||
Awal
|
Setelah pemberian obat
|
|||||||
0’
|
10’
|
30’
|
60’
|
90’
|
||||
Simvastatin
|
200
|
5
|
185
|
140
|
160
|
198
|
300
|
184
|
Gemfibrozil
|
200
|
5
|
159
|
148
|
169
|
208
|
194
|
139
|
BAB V
PEMBAHASAN
Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan kadar lipid.
Penentuan efek dari obat hipolidemik yaitu Simvastatin terhadap hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) yang sebelumnya hewan coba
diberi diet kolesterol selama 7 hari selanjutnya diberi obat hipolipidemik
diambil darahnya di vena marginalis pada ekor hewan coba pada interval
waktu 0’,10’, 30’, 60’ dan 90’ pada human unilizer.
Pada percobaan ini, kita menggunakan hewan coba tikus
putih karena kedua hewan ini mempunyai susunan
sistem saraf yang hampir sama dengan susunan sistem saraf pada manusia. Dalam hal genetika, tikus
putih adalah mamalia yang dicirikan paling lengkap. Juga hewan ini juga banyak jumlahnya, dan tidak membahayakan pada praktikan saat melakukan percobaan.
Diberi makan diet kolesterol selama 7 hari
berturut-turut untuk meningkatkan kadar lipid dalam darah seakan dibuat
hiperlipidemia
Diambil
darah awal pada vena marginalis sebelum diberi diet kolesterol adalah untuk menetukan kadar kolesterol normal
dari tikus putih.
Pada
percobaan kali ini mengenai golongan obat hipolipidemik contoh obatnya adalah
simvastatin dimana mekanisme kerjanya yaitu simvastatin dengan adalah lakton
yang dihidrolisis menjadi obat aktif. Karena afinitasnya yang kuat terhadap
enzim, semua efektif berpacu menghambat HMG-CoA reduktase, tahapan terbatas
dalam sintesis kolesterol. Dengan menghambat sintesis kolesterol de novo, obat
akan menghabiskan kolesterol intraselular.
Mekanisme
kerja Gemfibrozil Menurunkan trigliserida dalam plasma sehingga produksi VLDL
dan apo-protein B dalam hati menurun. Meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase
sehingga sehingga bersihan partikel kaya triglisrida meningkat juga
meningkatkan kadar HDL.
Golongan asam fibrat, misalnya klofibrat,
gemfibrozil, fenofibrat, siprofibrat, dan bezadfibrat. Mekanisme kerjanya
adalah menyebabkan penurunan trigliserol pada kilomikron dan VLDL, sehingga
mempercepat pengeluaran partikel-partikel ini dari plasma. Sebaliknya, kadar
HDL sedikit meningkat. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa fibrat
menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan meningkatkan eksknesi biliar
kolesterol ke dalam feses. Fibrat juga merendahkan kadar fibrinogen plasma.
Golongan Resin misalnya kolestiramin. Mekanisme kerjanya adalah
mengikat asam empedu dalam lumen sakuran cerna, dengan gangguan stimulasi
terhadap sirkulasi terhadap sirkulasi enterohepatik asam empedu, yang
menurunkan penyimpanan asam empedu dan merangsang hepatik sintesis asam empedu
dari kolesterol
Golongan penghambat HMG-CoA
reduktase/Golongan Statin, misalnya
lovastatin, mevastatin, simvastatin, pravastatin. Mekanisme kerjanya adalah Statin
bekerja dengan caramenghambat enzim HMG CoA Reduktase. Akibat penurunan
sintesis kolesterol ini, maka SREBP yang terdapat pada membrane di pecah oleh
protease, lalu diangkut ke nucleus
Golongan asam nikotinat, misalnya asam niktinat dan
asipimoks. Mekanisme
kerjanya adalah pada dosis dalam gram, Niasin [NYE s sin] merupakan vitamin
larut air, menghambat lipolysis dengan kuat dalam jaringan lemak, penghasil
utama asam lemak bebas yang beredar.Hati umumnya menggunakan asam dalam
sirkulasi sebagai precursor utama untuk sintesis triagliseol yang diperlukan
untuk produksi VLDL.LDL berasal dari VLDL dalam plasma.Karena itu reduksi VLDL
juga mengakibatkan penurunan konsentrasi LDL plasma.Dengan demikian,
triasilgliserol dan kolesterol dalam plasma menjadi lebih rendah. Selanjutnya
pengobatan dengan Niasin akan meningkatkan kadar kolesterol-HDL.
Golongan lain-lain, isalnya probukol, ezetemibe,
betasitosterol, dekstrotirosin, bekatul, dan neomisin sulfat. Obat Probukol kerjanya
menurunkan kolesterol LDL dengan mekanisme yang belum jelas.Ada yang menyatakan
bahwa obat ini menurunkan kolesterol kedalam empedu.Sayangnya kolesteroll HDL
juga menurun karena sintesis apolipoprotein A1 berkurang disamping aktivitas
lipoprotein lipase yang rendah.
Pada
percobaan ini kadar kolesterol tikus
putih (Rattus norvegicus) di ukur menggunakan Human Analizer, di
mana alat ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar kolesterol
dalam plasma darah.
Perlakuan pada tikus putih (Rattus norvegicus) setelah pemberian obat Gemfibrozil, dan Simvastatin, di ukur kadar
kolesterol pada menit ke 10’, 30’,dan
60’, terjadi peningkatan. Sedangkan
pada menit ke 90 mengalami penurunan kolesterol. Pada interval waktu tersebut, terjadi perubahan
pada kolesterol tikus putih (Rattus norvegicus).
Dari hasil perlakuan pada tikus
putih yang dilakukan saat pemberian obat dan di amati selama interval waktu
10’, 30’, 60’ dan 90’, obat Hipolipidemik yang paling efektif yaitu gemvibrozil
, karena setelah pemberian obat tersebut maka kadar kolesterol dalam darah tikus
putih menurun banyak.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pemberian obat hipolipidemik
yaitu gemfibrozil dan simvastatin memberikan efek pada hewan coba tikus putih
dengan menurunnya kolesterol tikus tersebut. Namun, gemfibrozil merupakan obat
hipolipidemik yang lebih efektif daripada simvastatin.
B.
Saran
Sebaiknya para asisten lab. Terus mendampingi praktikan agar
pada saat perlakuan hewan coba sehingga hal yang tidak diinginkan utamanya pada
hewan coba tidak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Arlina, pramudianto., Evaria. 2010. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 10
2010/2011. Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia): Jakarta
Ditjen
POM.,1979.,”Farmakope Indonesia Edisi
Ketiga”.,DepKes RI.,Jakarta.
Sloane Ethel.
2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC :
Jakarta
Jasin,M.,
1985, “Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata”, Sri Wijaya,
Surabaya.
Kee, Joyce L.
2005. Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Malole,M,B.,
1989, “Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan
di Laboratorium”, Pusat antar
Universitas Bioteknologi, IPB : Bogor.
Mharjono, Mahar., 2007., FARMAKOLOGI DAN TERAPI, Balai Penerbit
FKUI., Jakarta.
Mycek, Mary J., Harvey, Richard A. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2.
Widya Medika: Jakarta
Neal, M.J., 2006. At a Glance FARMAKOLOGI MEDIS Edisi kelima. Erlangga: Jakarta
Tjay. 2002. Obat-Obat Penting Edisi II . PT. Gramedia. Jakarta.
LAMPIRAN
1. Skema Kerja
Tikus putih
Diambil darah awal pada ekor hewan coba (kadar kolesterol normal)
Diberi makan diet kolesterol selama 7 hari
berturut-turut untuk meningkatkan kadar lipid dalam darah seakan dibuat
hiperlipidemia (lemak sapi, kuning telur, minyak goreng, dengan minum
PTU)
Diberi obat simvastatin
(p.o)
Dibiarkan
selama 15 / 30
menit
Diambil darah pada mencit ke 0’, 10’, 30’, 60’, 90’
Disentrifuge pada alat sentrifuge
Diukur pada alat Human Analyzer
2.
Perhitungan Dosis Obat
SIMVASTATIN
Dik :
Dosis obat 10 mg
Berat Etiket 10 mg
Dosis Tikus putih
-
Dosis tikus putih 100 g = Dosis obat x Faktor konversi
= 10
mg x 0,018
= 0,18 mg
-
Dosis tikus putih 200 g
tikus putih 200 g = 200 x 0,18 mg
100
= 0,36
-
Larutan stok = 10 ml/5 ml x 0,36 mg = 0,72 mg
-
BYD = Larutan
stok x Berat rata- rata
Berat etiket
= 0,72 mg / 10 mg x 99,13 mg
= 7,13 mg
GEMFIBROSIL
Dik :
Dosis obat 600 mg
Berat Etiket 300 mg
Dosis Tikus putih
-
Dosis tikus putih 200 g =
Dosis obat x Faktor konversi
=
600 mg x 0,018
= 10,8 mg
-
Larutan stok =
10 ml / 5 ml x 10,8 mg = 21,6 mg
-
BYD = Larutan
stok x Berat rata- rata
Berat
etiket
= 21,6 mg /300 mg x 377,23 mg
= 27,16 mg
3.
Nama
Paten Obat
1.
Gimfibrozil
a.
Laroxyl
(Roche)
b.
Trilin
(Harsen)
c.
Saroten
2.
Simvastatin
a.
Aptor
(Nicholas)
b.
Ascardia
(Pharos Indonesia)
c.
Astika
(Hexpharm)
d.
Remasal
(Medikon)
e.
Topicide
(Konimex)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar