Sabtu, 27 Desember 2014

Fartok II - Hipolipidemik

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
        Pada umumnya segala sesuatu yang kita konsumsi, tanpa kita sadari banyak mengadung unsur-unsur senyawa yang merugikan bagi tubuh kita. 
Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik serupa lemak tetapi berumus steroida, seperti banyak senyawa alamiah lainnya. Kolesterol merupakan bahan bangun esensial bagi tubuh untuk sintesa zat-zat penting, seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar serat saraf, begitu pula hormon kelamin dan anak ginjal, vitamin D, serta asam empedu. Kolesterol terdapat pula dalam lemak hewani, kuning telur, dan batu umpedu.
        Sejak lama sekali telah dicurigai bahwa telur dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, maka asupannya hendaknya dibatasi sampai satu telur seminggu.
        Dewasa ini diketahui bahwa orang sehat dapat setiap hari mengkonsumsi telur tanpa meningkatkan resiko PJP atau stroke. Mungkin sekali kadar asam lemak jenih yang tinggi dalam telur juga memegang peranan dalam kasus ini.      
        Penyakit arteri koroner telah menunjukkan adanya korelasi dengan kadar pertikel lipoprotein yang mengandung triasilgliserol dan atau kolesterol dalam plasma. Partikel-partikel ini, yang merupakan kunci terjadinya aterogenesis, semula disintesis pada mukosa intestinal dan hati, dan dimetabolisme terutama dalam plasma. Zat tersebut juga mempunyai peranan penting dalam transport lipid antar jaringan. Kadarnya dapat meningkat karena factor lingkungan seperti diet, atau kelainan genetic yang diwariskan untuk sintesis atau degradasi. 
        Makanan yang mengandung terlampau banyak lemak hewan diduga turut bertanggung jawab atas terjadinta overweight, penyakit kardiovaskuler, diabetes tipe II, kanker usus besar, payudara dan prostat dan lebih lanjutnya akan dicobakan ke hewan tikus putih.
B. Maksud dan Tujuan
Mengetahui dan memahami efek farmakologi dari obat golongan hipolipidemik terhadap tikus (Rattus morvegicus).
C.  Tujuan Percobaan
Menentukan efek dari obat hipolipidemik yaitu simvastatin dan gemfibrozil berdasarkan peningkatan kadar kolesterol hewan coba tikus (Rattus morvegicus).
D. Prinsip Percobaan
Penentuan efek dari obat hipolipidemik yaitu Simvastatin dan Gemfibrozil terhadap hewan coba tikus (Rattus morvegicus) yang sebelumnya hewan coba diberi diet kolesterol selama 7 hari selanjutnya diberi obat hipolipidemik diambil darah dari vena marginalis pada ekor hewan coba pada interval waktu 30, 60’, dan 90 menit pada human unilizer.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Teori Umum
Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid. (Mardjono. 2007)
         Penyakit arteri koroner (CAD) adalah penyebab separuh dari seluruh kematian di AS. CAD telah menunjukan adanya korelasi dengan kadar protein lipoprotein yang mengandunga triasilgliserol dan / atau kolesterol dalam plasma (Mycek, 2001).
         Lipid seperti trigliserida dan kolesterilester tidak larut dalam air dan ditanspor dalam plasma pada ini partikel (lipoprotein) yang mempunyai suatu cangkang hidrofilik yang terdiri dari fosfolipid dan kolesterol besar (Neal. 2005)
lipida darah terutama terdiri atas kolesterol, trigliserida (minyak), asam lemak bebas, dan fosfolipida, yang semuanya tidak dapat larut dalam darah. Oleh karena itu, lipida diangkut sebagai senyawa kompleks dengan protein transport yang disebut lipoprotein. Kompleks ini dapat bercampur baik dengan darah (Tjay.2002).



Dengan elektroforesis lipoprotein dibedakan menjadi 5 golongan besar (Mardjono. 2007):
1.    Kilomikron
Lipoprotein dengan berat molekul terbesar ini lebih dari 80% komponennya terdiri dari trigliserida dan kurang dari 5% kolesterol ester
2.    Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL, very low density lipoprotein)
Lipoprotein ini terdiri dari 60% trigliserida (endogen) dan 10-15% kolesterol
3.    Lipoprotein densitas sedang (IDL, intermediate density lipoprotein)
IDL ini kurang mengandung trigliserida (30%), lebih banyak kolesterol (20%) dan relative lebih banyak mengandung apoprotein B dan E
4.    Lipoprotein densitas rendah (LDL, low density lipoprotein)
Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%
5.    Lipoprotein densitas tinggi (HDL, high density lipoprotein)
Kolesterol 25%, trigliserida 5%, protein 50%, fosfolipida 20% (Tjay. 2002)s
         Kolesterol merupakan bahan pembangun esensial bagi tubuh untuk sintesa zat-zat penting, seperti membrane sel dan bahan isolasi sekitar serat saraf, begitu pula hormone kelamin dan anak ginjal, vitamin D, serta asam empedu (Tjay.2002)
         Jalur sintesis lipid (Mardjono. 2007)
1.    Jalur eksogen
Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron. Kilomikron ini akan diangkut dalam saluran limfe lalu ke dalam darah via duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnant. Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali (cadangan) atau dioksidasi (energi). Kilomikron remnant adalah ukuran trigliserida mengecil tetapi jumlah ester kolesterol tetap. Kilomikron remnant ini akan dibersihkan oleh hati dan sirkulasi dengan meknisme endositosis oleh lisosom. Hasil metabolisme ini berupa kolesterol bebas yang akan digunakan untuk sintesis berbagai struktur (membrane plasma, myelin, hormone steroid, dsb), disimpan dalam hati sebagai kolesterol ester lagi atau diekskresi ke dalam umpedu (sebagai kolesterol atau asam umpedu) atau diubah hjadi lipoprotein endogen yang dikeluarkan ke dalam plasma. Kolestrol juga dapat disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG-C0A reduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolesterol endogen
2.    Jalur eksogen
Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron. Kilomikron ini akan diangkut dalam saluran limfe lalu ke dalam darah via duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnant. Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali (cadangan) atau dioksidasi (energi). Kilomikron remnant adalah ukuran trigliserida mengecil tetapi jumlah ester kolesterol tetap. Kilomikron remnant ini akan dibersihkan oleh hati dan sirkulasi dengan meknisme endositosis oleh lisosom. Hasil metabolisme ini berupa kolesterol bebas yang akan digunakan untuk sintesis berbagai struktur (membrane plasma, myelin, hormone steroid, dsb), disimpan dalam hati sebagai kolesterol ester lagi atau diekskresi ke dalam umpedu (sebagai kolesterol atau asam umpedu) atau diubah hjadi lipoprotein endogen yang dikeluarkan ke dalam plasma. Kolestrol juga dapat disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG-C0A reduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolesterol endogen
3.    Jalur endogen
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. LDL yang mengandung kolesterol paling banyak (60-70%), mengalami katabolisme melalui reseptor diatas dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen. Pada pasien hiperkolesterolemia katabolisme LDL oleh hati dan jaringan perifer berkurang sehingga kadar kolesterol plasmanya meningkat. Peningkatan kadar kolesterol sebagian disalurkan ke dalam makrofag yang akan membentuk sel busa (foam cells) yang berperan dalam terjadinya aterosklerosis premature
Klasifikasi Hiperlipidemia (Mycek. 2001)
1.    Tipe I (HIPERKILOMIKRONEMIA FAMILIAL)
-        Hiperkilomikronemia masif pada waktu puasa walaupun  jumlah lemak dalam diet normal, menyebabkan peningkatan triasilgliserol serum yang sangat tinggi.
-        Defisiensi lipase lipoprotein atau defisiensi apolipoprotein CII normal (jarang)  
-        Tipe I tidak ada hubungan dengan peningkatan penyakit jantung koroner
-        Pengobatan : diet rendah lema. Tidak ada obat yang efektif untuk hiperlipidemia tipe
2.    Tipe II A (HIPERKOLESTEROLEMIA FAMILIAL)
-        Peningkatan LDL dengan kadar VLDL normal karena penghambatan dalam degradasi LDL, sehingga terdapat peningkatan kolesterol serum tetapi triasilgliserol normal.
-        Disebabkan karena berkurangnya reseptor LDL normal
-        Penyakit jantung iskemik terjadi sangat dipercepat
-        Pengobatan: diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh. Heterozigot: kolestiramin atau kolestipol dan/ lovastatin atau mevastatin. Homozigot: seperti diatas ditambah niasin.
3.    Tipe II B (HIPERLIPIDEMIA KOMBINASI CAMPURAN/FAMILIAL)
-        Sama dengan IIA kecuali VLDL juga meningkat, menyebabkan triasilgliserol serum dan kolesterol meningkat.
-        Disebabkan produksi VLDL oleh hati berlebihan
-        Relatif sering ditemukan
-        Pengobatan: pembatasan kolesterol dan lemak jenuh dalam diet serta alcohol. Terapi obat sama dengan IIA kecuali heterozigot juga menerima niasin
4.    Tipe III (DISBETALIPOPROTEINEMIA FAMILIAL)
-        Konsentrasi IDL serum meningkat menyebabkan peningkatan kadar triasilgliserol dan kolesterol
-        Penyebabnya adalah overproduksi atau IDL kurang digunakan, karena mutasi apolipoprotein E
-        Xantoma dan penyakit koroner dan vascular perifer yang dipercepat terjadi pada pasien umur setengah baya
-        Pengobatan: penurunan berat badan (jika perlu). Pembatasan diet kolesterol dan alkohol. Terapi obat termasuk niasin dan klofibrat (atau gemfibrozil) atau lovastatin (atau mevastatin)
5.    Tipe IV (HIPERTRIGLISERIDEMIA FAMILIAL)
-        Kadar VLDL meningkat, sedangkan kadar LDL normal atau berkurang, mengakibatkan kolesterol normal atau meningkatkan dan peningkatan kadar trisilgliserol yang beredar.
-        Penyebab adalah overproduksi dan / atau berkurangnya pengeluaran VLDL triasilgliserol dalam serum
-        Ini merupakan penyakit yang relatif umum. Mempunyai sedikit manifestasi klinis selain penyakit dari jantung iskemik yang dipercepat. Sering pasien dengan gangguan ini gemuk, diabetic dan hiperurisemia. Juga terlihat pada individu yang menerima terapi estrogen, hamil pada trimester ketiga atau seorang pecandu alkohol.
-        Pengobatan: menurunkan berat badan (jika perlu) sangat penting. Pembatasan diet dalam karbohidrat yang terkontrol, lemak yang diubah, konsumsi alkohol rendah. Jika perlu, terapi obat termasuk niasin dan / atau gemfibrozil (atau klofibrat) atau lovastatin (atau mevastatin).
6.    Tipe V (HIPERTRIGLISERIDEMIA CAMPURAN FAMILIAL)
-        Kadar VLDL dan kilomikron serum meningkat. LDL normal atau berkurang, ini menyebabkan kadar kolesterol meningkat dan triasilgliserol sangat meningkat
-        Penyebabnya adalah peningkatan produksi atau penurunan bersihan VLDL dan kilomikron. Biasanya suatu kelainan genetic
-        Paling sering terjadi pada orang dewasa yang gemuk dan/ atau diabetik
-        Pengobatan: penurunan berat (jika perlu) sangat penting. Diet harus mengandung protein, rendah lemak dan karbohidrat yang terkontrol serta tidak boleh mengkonsumsi alkohol. Jika perlu, terapi obat termasuk niasin, klofibrat dan/atau gemfibrozil atau lovastatin (atau mevastatin). 
Penggolongan obat (Tjay. 2002)
1.    Resin pengikat asam umpedu
-        Berkhasiat menurunkan LDL dan kolesterol total, berdasarkan pengikatan asam umpedu dalam usus halus menjadi kompleks yang dikeluarkan melalui tinja
-        Contoh obat: kolestirmin dan kolestipol
2.    Derivat nikotinat
-        Berkhasiat menurunkan  LDL dan VLDL, sedangkan HDL dinaikkan dengan dihambatnya sintesa LDL dan VLDL.
-        Contoh obat: asam nikotinat, acipimox
3.    Fibrat
-        Berkhasiat menurunkan kadar VLDL dan TG berdasarkan stimulasi aktivitas lipoprptein lipase hingga perombakan dan ekskresi TG dan kolesterol lewat tinja dipercepat
-        Contoh obat: klofibrat, gemfibrozil
4.    Statin (penghambat reduktase)
-        Berkhasiat menurunlan kolesterol total dan LDL , juga VLDL dan trigliserida, sedangkan  HDL dinaikkan sedikit. Mekanisme kerjanya berdasarkan penghambatan enzim HMG-CoA reduktase, yang berperan esensial dalam hati untuk pengubahan HMG-CoA menjadi asam mevalonat. Melalui langkah lain akhirnya terbentuk kolesterol
-        Contoh obat: lovastatin, simvastatin, provastatin, fluvastatin, dan atorvastatin
5.    Neomisin
-         Menurunkan koleste
-         rol dan LDL dengan jalan mengubah micel dalam rongga usus.
B.  Uraian Bahan
1.    Air Suling (Ditjen POM, 1995)
Nama resmi               : Aqua Destillata
Nama lain                  : Aquadest, air suling
Pemerian                  : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan tubuh
Penyimpanan          : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                : Sebagai pelarut                 
2.     Nama resmi             :    PROPYLTHIOURACILUM
Sinonim                    :    Propitiourasil
Pemerian                  :    Hablur atau serbuk hablur, putih; rasa pahit.
Kelarutan                  :    Sukar  larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter, agak   sukar   larut  dalam etanol, larut dalam amonium hidroksida dan dalam alkali hidroksida.
Penyimpanan          :    Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.
Kegunaan                :    Bahan penginduksi kolesterol
3. Minyak kelapa (Ditjen POM,1979)
Nama resmi              :    Oleum cocos
Sinonim                    :    Minyak kelapa
Pemerian                  :    Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas, tidak tengik
Kelarutan                  :    Larut dalam 2 bagian etanol, sangat mudah larut dalam kloroform dan eter
Penyimpanan          :    Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk
Kegunaan                :    Bahan makanan diet kolesterol
4.    Lemak Kambing (Ditjen POM,1979)
Nama resmi              :    Lemak Kambing
Pemerian                  :    Zat berupa lemak, liat, kuning muda atau pucat, agak tembus cahaya, bau lemak dan khas.
Kelarutan                  :    Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, mudah larut dlam CHCl3 dan eter.
Penyimpanan          :    Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk.
  Kegunaan              :    Bahan makanan diet kolesterol.
C. Uraian Obat
1.  Simvastatin (Pramudianto : 2010)
Zat aktif                      : Simvastatin
Golongan Obat         : Dislipidemia
Indikasi                      : Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada hiperkolesterolemia primer dan sekunder jika respon terhadap diet dan pengobatan non-farmakologikal tunggal lain tidak memadai
Kontra indikasi         : Penyakit hati aktif atau peningkatan persisten  transaminase serum yang tidak jelas penyebabnya, hipersensitivitas.
Efek samping           : Nyeri abdomen, konstipasi, distensi abdomen, astenia, sakit kepala, miopati, rabdomiolisis
Farmakokinetik         : Reabsorbsinya dari usus baik, tetapi mengalami FPE besar. Ekskresinya berlangsung 69% melalui umpedu dan tinja serta 13% lewat kemih (Tjay. 2002).
Farmakodinamik      : Selain efek umum juga rambut rontok (reversibel), gangguan psikis (depresi, ketakutan, kecenderungan bunuh diri), dan kerusakan hati (hepatitis) (Tjay. 2002).
Interaksi obat            : Meningkatkan efek antikoagulan kumarin. Dengan obMNNat imunosupressant dapat meningkatkan resiko miopati dan rabdomiolisis
Dosis obat                 : Awal 10 mg/hari pada sore hari. Hiperkolesterolemia ringan s/d sedang 5mg/ hari. Maksimal 40mg/ hari.
2.  Gemfibrozil (Pramudianto : 2010)
            Zat aktif                      : Gemfibrozil
Golongan Obat         : kardiovaskuler/ penurun kolesterol
Indikasi                      :Disiplidemian frederikson tipe 110, IIb, III, IV, V, hiperlipidemia disertai dengan diabetes melitus
Kontra indikasi         : kerusakan ginjal atau hati berat, dan penyakit kandung empedu
Efek samping           : gangguan saluran cerna, ruam kulit, pruritus, sakit kepala, pusing, nyeri otot, kelainan hemopoitik
Farmakodinamik      :Menurunkan trigliserida dalam plasma sehingga produksi VLDL dan apo-protein B dalam hati menurun. Meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga sehingga bersihan partikel kaya triglisrida meningkat juga meningkatkan kadar HDL (Mardjono. 2007)
Farmakokinetik         : Kadrar puncak dalam plasma dan darh dicapai dalam 1-2 jam dan keadaan mantap tercapai dalam 4-7 hari pada pemberian 2 kali 600 mg sehari. Dieksresikan secara utuh terutama dalam urine. Dengan waktu paruh 1,5 jam (Mrdjono. 2007)
Interaksi obat              :  Meningkatkan kadar plasma warfarin dan meningkatkan efek antikoagulan
Dosis obat                   : Sehari 2x 300-600 mg
C.    Uraian Hewan Coba
  Klasifikasi tikus
Kingdom                                  :   Animalia
Phylum                                     :   Cordata
Sub Phylum                            :   Vertebrata
Class                                        :   Mamalia
Ordo                                          :   Rodentia
Family                                       :   Muridae
Genus                                      :   Rattus
Spesies                                    :  Rattus norvegicus
                                                    Tikus (Rattus norvegicus)
-       Berat badan dewasa  - jantan          : 450-520 g
                                         - betina              :  250-300 g
-       Luas permukaan tubuh                    :  50 g : 130 cm2
-       Temperatur tubuh                              :  35,9-37,5°C
-       Mulai dikawinkan - jantan                :  65 -110 hari   
                                  - betina                     :  65-110 hari    
-       Siklus birahi                                        :  4-5 hari
-       Jumlah anak per kelahiran              :  6-12
-       Jumlah pernafasan                           :  70-115/menit
-       Tidal volume                                       :  0,6-2,0 ml
-       Volume darah                                     :  54-70 mg/kg
-       Tekanan darah                                   :  84-134/60 mmHg
-       Glukosa serum                                   :  50-135 mg/dL
-       Cholesterol                                          :  40-130 mg/dL

D.   Prosedur Kerja (Anonim, 2013)
1.    Hewan dipuasakan selamaa 8 jam, ditetapkan kadar kolesterol awal, diberi minum PTU 0,01 % selama 10 hari, diberi makanan laboratorium biasa. Setelah 10 hari, dipuasakan 18 jam, kemudian ditetapkann kadar kolesterolnya
2.    Hewan dipuasakan selamaa 8 jam, ditetapkan kadar kolesterol awal, diberi minum PTU 0,01 % dan suspense gemfibrozil selama 10 hari, diberi makanan laboratorium biasa. Setelah 10 hari, dipuasakan 18 jam, kemudian ditetapkan kadar kolesterolnya
3.    Hewan dipuasakan selamaa 8 jam, ditetapkan kadar kolesterol awal, diberi minum PTU 0,01 % dan suspens simvastatin selama 10 hari, diberi makanan laboratorium biasa. Setelah 10 hari, dipuasakan 18 jam, kemudian ditetapkan kadar kolesterolnya.
E.   Patofisiologi
1.     Hiperkilomikronemia Familial
·           Hiperkilomikronemia masif pada waktu puasa walaupun jumlah lemak dalam diet normal, menyebabkan peningkatan triasigliserol serum yang sangat tinggi.
·           Defisiensi lipase lipoprotein atau defisiensi apolipoprotein CII normal (jarang)
·           Tipe I tidak ada hubungan dengan peningkatan jantung koroner
·           Pengobatan : diet rendah lemak, tidak ada obat yang efektif untuk hiperlipidemik Tipe I
2.     Hiperkolesterolemia Familial
·           Peningkatan LDL dengan kadar VLDL normal karena penghambatan dalam degradasi LDL, sehingga terdapat peningkatan kolesterol serum tetapi triasilgliserol normal.
·           Disebabkan karena berkurangnya reseptor LDL normal
·           Penyakit jantung iskemik terjadi sangat di percepat
·           Pengobatan : diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh. Hiterozigot : kolestiramin atau kolestipol dan atau lovastinol atau mevastin. Homozigot : seperti di atad di tambah niasin.
3.     Hiperlipidemia kombinasi (campuran) Familial
·           Sama dengan IIA kecuali VLDL juga meningkat, menyebabkan triasilgliserol serum dan kolesterol meningkat
·           Disebabkan produksi VLDL oleh hati berlebihan
·           Relatif sering di temukan
·           Pengobatan : diet rendah kolesterol dan lemak jenuh dalam diet serta alkohol. Tetapi obat sama dengan IIA kecuali Heterozigot juga menerima niasin

4.     Disbetalipoproteinemia Familial
·           Kosentrasi IDL serum meningkat menyebabkan peningkatan kadar triasitgliserol dan kolesterol
·           Penyebabnya adalah overproduksi atau IDL kurang digunakan karena mutasi apolipoprotein E
·           Xantoma dan penyakit koroner dan vaskular perifer yang dipercepat terjadi pada pasien umur setengah baya
·           Pengobatan : penurunan berat badan (jika perlu). Pembatasan diet kolesterol dan alkohol. Tetapi obat termasuk niasin dan klofibrat (atau gemfibrozil) atau lovastatin (atau mevastatin)
5.     Hipertrigliseridemia Familial
·           Kadar VLDL meningkat, sedangkan kadar LDL normal atau berkurang, mengakibatkan kolesterol normal atau meningkat dan peningkatan kadar trigliserol yang beredar
·           Penyebab adalah overproduksi dan / atau berkurangnya pengeluaran VLDL trigliserol dalam serum
·           Ini merupakan penyakit yang relatif umum mempunyai sedikit manifestasi klinik selain penyakit dari jantung iskemik yang di percepat. Sering pasien dengan gangguan ini gemuk, diabetik dan hiperurisemia
·           Pengobatan : menurunkan berat badan (jika perlu), sangat perlu jika terapi obat termasuk niasin dan / atau gemfibrozil atau klofibrat atau lovastatin (atau mevastatin)
6.     Hipertrigliseridemia campuran Familial
·           Kadar VLDL dan kilomikron serum sangat meningkat. LDL normal atau berkurang. Ini menyebabkan serum meningkatkan kadar kolesterol meningkat dan trigliserol sangat meningkat
·           Penyebabnya adalah peningkatan produksi atau penurunan bersihan VLDL dan kilomikron. Biasanya suatu kelainan genetik
·           Paling sering terjadi pada orang dewasa yang gemuk dan / atau diabetik
·           Pengobatan : menurunkan berat badan (jika perlu) sangat penting. Jika perlu, terapi obat termasuk niasin, klofibrat / gemfibrozil atau lovastatin (atau mevastatin)

                                                                                             




                             
BAB III
METODE KERJA
A.     Alat
Alat yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah batang pengaduk, gelas kimia, human analyzer, kateter, mouth block, pipet tetes, spoit insulin, spoit 1 ml, 3ml, 10ml, stopwatch, dan vial.
B.     Bahan  
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah aquades, gemfibrozil, propyltiurasil dan simvastatin.
C.        Hewan Coba
Adapun Hewan coba yang digunakan dalam praktikum adalah tikus putih (Rattus norvegicus)
D.        Cara Kerja
1. Pembuatan bahan
a.    Diet kolesterol
-         Disiapkan alat dan bahan
-         Diambil lemak sapi secukupnya, lalu dipanaskan hingga mengeluarkan minyak lemak
-         Ditambahkan kuning telur dan ditambah minyak kelapa
-         Dimasukkan semua bahan, ke dalam campuran terigu dan maizena kocok hingga homogen.
-         Dibentuk adonannya, dan masukkan di dalam oven.
2. Pembuatan bahan obat
a.    Gemfibrozil
1.    Disiapkan alat dan bahan
2.    Ditimbang Gimfibrozil sebanyak 27,16 mg
3.    Dimasukkan ke dalam kertas perkamen
4.    Dilarutkan dengan 10 ml aquadest
5.    Dihomogenkan
6.    Diberi etiket
b.    Simvastatin :
1.    Ditimbang Simvastatin sebanyak 7,13 mg
2.    Dimasukkan ke dalam kertas perkamen
3.    Dilarutkan dalam 10 ml aquadest
4.    Dimasukkan ke dalam vial 10 ml
5.    Diberi label
   3. Perlakuan Hewan Coba
1.  Pra perlakuan hewan coba
a.     Disiapkan 2 ekor tikus
b.     Diambil darah awal pada ekor tikus putih
c.      Diukur kadar kolesterol awal dengan human analizer
d.     Diberi makan diet kolesterol +minum propiltiourasil selama 7 hari berturut-turut.
2.  Perlakuan hewan coba
a.     Tikus putih diambil darahnya pada ekor
b.     Diukur darah setelah diet kolesterol diukur di Human analyzer.
c.      Masing-masing Tikus putih diberi obat hipolipidemik per oral (Gemfibrozil dan Simvastatin)
d.     Kemudian diambil lagi darahnya pada menit ke 30’,60’, dan 90’.
e.     Darah tikus putih disentrifuge untuk kemudian diambil serum darahnya.
f.       Serum darah setelah pemberian obat diukur kadar kolesterolnya di Human analyzer.
BAB IV
DATA PENGAMATAN

Nama obat
Tikus putih
Volume pemberian (ml)
Kadar kolesterol (mg/ml)
Awal
Setelah pemberian obat
0’
10’
30
60’
90’
Simvastatin
200
5
185
140
160
198
300
184
Gemfibrozil
200
5
159
148
169
208
194
139














BAB V
                                                    PEMBAHASAN
Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid.
Penentuan efek dari obat hipolidemik yaitu Simvastatin terhadap hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) yang sebelumnya hewan coba diberi diet kolesterol selama 7 hari selanjutnya diberi obat hipolipidemik diambil darahnya di vena marginalis pada ekor hewan coba pada interval waktu 0’,10’, 30’, 60’ dan 90’ pada human unilizer.
Pada percobaan ini, kita menggunakan hewan coba tikus putih karena kedua hewan ini mempunyai susunan  sistem saraf yang hampir sama dengan susunan  sistem saraf pada manusia. Dalam hal genetika, tikus putih adalah mamalia yang dicirikan paling lengkap. Juga hewan ini juga banyak jumlahnya, dan tidak membahayakan pada praktikan saat melakukan percobaan. 
Diberi makan diet kolesterol selama 7 hari berturut-turut untuk meningkatkan kadar lipid dalam darah seakan dibuat hiperlipidemia
Diambil darah awal pada vena marginalis sebelum diberi diet kolesterol adalah untuk menetukan kadar kolesterol normal dari tikus putih.
Pada percobaan kali ini mengenai golongan obat hipolipidemik contoh obatnya adalah simvastatin dimana mekanisme kerjanya yaitu simvastatin dengan adalah lakton yang dihidrolisis menjadi obat aktif. Karena afinitasnya yang kuat terhadap enzim, semua efektif berpacu menghambat HMG-CoA reduktase, tahapan terbatas dalam sintesis kolesterol. Dengan menghambat sintesis kolesterol de novo, obat akan menghabiskan kolesterol intraselular.
Mekanisme kerja Gemfibrozil Menurunkan trigliserida dalam plasma sehingga produksi VLDL dan apo-protein B dalam hati menurun. Meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga sehingga bersihan partikel kaya triglisrida meningkat juga meningkatkan kadar HDL.
Golongan asam fibrat, misalnya klofibrat, gemfibrozil, fenofibrat, siprofibrat, dan bezadfibrat. Mekanisme kerjanya adalah menyebabkan penurunan trigliserol pada kilomikron dan VLDL, sehingga mempercepat pengeluaran partikel-partikel ini dari plasma. Sebaliknya, kadar HDL sedikit meningkat. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa fibrat menghambat sintesis kolesterol dalam hati dan meningkatkan eksknesi biliar kolesterol ke dalam feses. Fibrat juga merendahkan kadar fibrinogen plasma.
Golongan Resin misalnya kolestiramin. Mekanisme kerjanya adalah mengikat asam empedu dalam lumen sakuran cerna, dengan gangguan stimulasi terhadap sirkulasi terhadap sirkulasi enterohepatik asam empedu, yang menurunkan penyimpanan asam empedu dan merangsang hepatik sintesis asam empedu dari kolesterol
Golongan penghambat HMG-CoA reduktase/Golongan Statin, misalnya lovastatin, mevastatin, simvastatin, pravastatin. Mekanisme kerjanya adalah Statin bekerja dengan caramenghambat enzim HMG CoA Reduktase. Akibat penurunan sintesis kolesterol ini, maka SREBP yang terdapat pada membrane di pecah oleh protease, lalu diangkut ke nucleus
Golongan asam nikotinat, misalnya asam niktinat dan asipimoks. Mekanisme kerjanya adalah pada dosis dalam gram, Niasin [NYE s sin] merupakan vitamin larut air, menghambat lipolysis dengan kuat dalam jaringan lemak, penghasil utama asam lemak bebas yang beredar.Hati umumnya menggunakan asam dalam sirkulasi sebagai precursor utama untuk sintesis triagliseol yang diperlukan untuk produksi VLDL.LDL berasal dari VLDL dalam plasma.Karena itu reduksi VLDL juga mengakibatkan penurunan konsentrasi LDL plasma.Dengan demikian, triasilgliserol dan kolesterol dalam plasma menjadi lebih rendah. Selanjutnya pengobatan dengan Niasin akan meningkatkan kadar kolesterol-HDL.
Golongan lain-lain, isalnya probukol, ezetemibe, betasitosterol, dekstrotirosin, bekatul, dan neomisin sulfat. Obat Probukol kerjanya menurunkan kolesterol LDL dengan mekanisme yang belum jelas.Ada yang menyatakan bahwa obat ini menurunkan kolesterol kedalam empedu.Sayangnya kolesteroll HDL juga menurun karena sintesis apolipoprotein A1 berkurang disamping aktivitas lipoprotein lipase yang rendah.
Pada percobaan ini kadar kolesterol  tikus putih (Rattus norvegicus)  di ukur menggunakan Human Analizer, di mana alat ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar kolesterol dalam plasma darah.
Perlakuan pada tikus putih (Rattus norvegicus)  setelah pemberian obat  Gemfibrozil, dan Simvastatin, di ukur kadar kolesterol pada menit ke 10’, 30’,dan 60’, terjadi peningkatan. Sedangkan pada menit ke 90 mengalami penurunan kolesterol. Pada interval waktu tersebut, terjadi perubahan pada kolesterol tikus putih (Rattus norvegicus).
Dari hasil perlakuan pada tikus putih yang dilakukan saat pemberian obat dan di amati selama interval waktu 10’, 30’, 60’ dan 90’, obat Hipolipidemik yang paling efektif yaitu gemvibrozil , karena setelah pemberian obat tersebut maka kadar kolesterol dalam darah tikus putih menurun banyak.





BAB VI
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pemberian obat hipolipidemik yaitu gemfibrozil dan simvastatin memberikan efek pada hewan coba tikus putih dengan menurunnya kolesterol tikus tersebut. Namun, gemfibrozil merupakan obat hipolipidemik yang lebih efektif daripada simvastatin.
B.   Saran
              Sebaiknya para asisten lab. Terus mendampingi praktikan agar pada saat perlakuan hewan coba sehingga hal yang tidak diinginkan utamanya pada hewan coba tidak terjadi.





DAFTAR PUSTAKA

Arlina, pramudianto., Evaria. 2010. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 10 2010/2011. Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia): Jakarta
Ditjen POM.,1979.,”Farmakope Indonesia Edisi Ketiga”.,DepKes RI.,Jakarta.
Sloane Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Jasin,M., 1985, “Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata”, Sri Wijaya, Surabaya.
Kee, Joyce L. 2005. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Malole,M,B., 1989, “Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di Laboratorium, Pusat antar Universitas Bioteknologi, IPB : Bogor.
Mharjono, Mahar., 2007., FARMAKOLOGI DAN TERAPI, Balai Penerbit FKUI., Jakarta.
Mycek, Mary J., Harvey, Richard A. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Widya Medika: Jakarta
Neal, M.J., 2006. At a Glance FARMAKOLOGI MEDIS Edisi kelima. Erlangga: Jakarta
Tjay. 2002. Obat-Obat Penting Edisi II . PT. Gramedia. Jakarta.





LAMPIRAN
1.  Skema Kerja
Tikus putih
 



  Diambil darah awal pada ekor hewan coba (kadar kolesterol normal)
 



     Diberi makan diet kolesterol selama 7 hari berturut-turut untuk meningkatkan kadar lipid dalam darah seakan dibuat hiperlipidemia (lemak sapi, kuning telur, minyak goreng, dengan minum PTU)
                        Diberi obat simvastatin (p.o)
 


                                      Dibiarkan selama 15 / 30 menit  
             
                    Diambil darah pada mencit ke 0’, 10’, 30’, 60’, 90’
 


                                         Disentrifuge pada alat sentrifuge
 


                                 Diukur pada alat Human Analyzer


2.    Perhitungan Dosis Obat
SIMVASTATIN
Dik : Dosis obat 10 mg
         Berat Etiket 10 mg
         Dosis Tikus putih
-         Dosis tikus putih 100 g =  Dosis obat x Faktor konversi
                               =  10 mg  x 0,018
                               =  0,18 mg
-         Dosis tikus putih 200 g
tikus putih 200 g  =  200   x 0,18 mg
                                   100
                                         =     0,36
-         Larutan stok           =  10 ml/5 ml x 0,36 mg = 0,72 mg 
-         BYD          Larutan stok              x  Berat rata- rata
                                         Berat etiket
     = 0,72 mg / 10 mg  x 99,13 mg
        7,13 mg
GEMFIBROSIL
Dik : Dosis obat 600 mg
         Berat Etiket 300 mg
         Dosis Tikus putih

-         Dosis tikus putih 200 g =  Dosis obat x Faktor konversi
                                        =  600 mg  x 0,018
                                        =  10,8 mg
-         Larutan stok       =  10 ml / 5 ml x 10,8 mg =  21,6 mg  
-         BYD          Larutan stok              x  Berat rata- rata
                                         Berat etiket
     = 21,6 mg /300 mg x 377,23  mg
     = 27,16 mg
3.    Nama Paten  Obat
1.    Gimfibrozil
a.    Laroxyl (Roche)
b.    Trilin (Harsen)
c.    Saroten
2.    Simvastatin
a.    Aptor (Nicholas)
b.    Ascardia (Pharos Indonesia)
c.    Astika (Hexpharm)
d.    Remasal (Medikon)
e.    Topicide (Konimex)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar