Sabtu, 27 Desember 2014

Mikromiretik

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut.
Mikromeritik merupakan ilmu yang mempelajari tentang ilmu dan teknologi partikel kecil. Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rectal, dan tropical. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik , dan respon farmakologis , juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk.


Pada percobaan ini, akan ditentukan diameter partikel dari amilum orizae dan talkum dengan menggunakan metode ayakan, metode ini merupakan metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel adalah analisis ayakan.
B.     Maksud  dan Tujuan Percobaan
1.      Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara menentukan ukuran partikel dengan menggunakan metode pengayakan.
2.      Tujuan Percobaan
Menentukan ukuran partikel dari laktosa dengan menggunakan metode ayakan.
C.    Prinsip Percobaan
Pengukuran pertikel dari serbuk berdasarkan atas penimbangan residu yang tertinggal pada tiap ayakan yaitu dengan melewatkan serbuk pada ayakan dari nomor mesh rendah ke nomor mesh tinggi yang digerakkan oleh vibratror shaker dengan waktu dan kecepatan tertentu.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Teori Umum
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan (Martin, Swarbrick, Cammarata, 1990).
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu sutau perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut (Martin et al, 1990).
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garis tengahnya. Tetapi, begitu derajat ketidaksimestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah bulatan yang ekuivalen, yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai luas permukaan, volume, dan garis tengah yang sama. Jadi, garis tengah permukaan ds, adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa (Martin et al, 1990).
Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel (Martin, et al, 1990):
·         Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur.
Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu perkiraan  yang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan metode ini.
·         Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka  membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan.
·         Dengan cara sedimentasi
     Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks.
Dasar untuk metode ini adalah Aturan Stokes:
t
h
(ρ- ρo)g
18 η
                           d = √
       

B.     Uraian Bahan
1.      Pati kentang (FI Edisi IV, Hal.108)
Nama resmi                  : AMYLUM SOLANI
Nama lain                    : Pati kentang
Pemerian                      : Serbuk halus, putih tidak berbau.
Kelarutan                     :  Keasaman, kebasahan, pratkis tidak larut         dalam air dingin dan dalam   etanol (95%).
Penyimpanan               :  Dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk dan kering.
Kegunaan                    : Sebagai sampel

C.    Prosedur Kerja (Anonim, 2013)
·         Mengukur diameter partikel menurut metode ayakan
1.      Susun beberapa ayakan dengan nomor tertentu berurutan dari atas ke bawah makin besar nomor ayakan yang bersangkutan.
2.      Masukkan 100 g granul amilum ke dalam ayakan paling atas pada bobot tertentu yang ditimbang seksama
3.      Diayak serbuk yang bersangkutan selama 3 menit pada getaran tertentu pada alat shaker
4.      Ditimbang serbuk yang terdapat pada masing-masing ayakan
5.      Buat kurva distribusi % bobot / di bawah ayakan
BAB III
METODE KERJA
A.    Alat yang Digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu ayakan (shaker), kuas, dan timbangan.
B.     Bahan yang Digunakan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu granul amilum.
C.    Langkah Percobaan
·         Disiapkanya alat dan bahan
·         Dibersihkan ayakan
·         Disusun ayakan dari nomor mesh tertinggi ke nomor mesh rendah (dari bawah ke atas)
·         Dimasukkan 100 gram granul amilum ke dalam ayakan
·         Diayak selama 30 menit dengan getaran tertentu pada alat shaker dalam Rpm 60
·         Ditimbang serbuk yang tertinggal di setiap ayakan dan dihitung ukuran partikelnya
·         Dibuat kurva distribusi % bobot diatas / dibawa ayakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Tabel dan Perhitungan
Ø  Tabel Ukuran Pori Ayakan
Nomor
Ayakan
35
40
60
120
170
230
Ukuran Pori (mm)
0,50
0,42
0,25
0,125
0,088
0,062

Ø  Tabel Hasil Pegamatan
No ayakan
Ukuran pori rata-rata
Berat tertinggal
% tertinggal
% tertinggal x ukuran pori
35/40
0,46
0,7165
0,788 %
0,362
40/60
0,335
0,660
0,7265 %
0,243
60/120
0,1875
3,388
3,729 %
1,687
120/170
0,1065
14,481
15,941 %
1,687
170/230
0,075
25,532
27,006  %
2,025
Dasar

47,060




∑ 90,8375

∑ 5,016






Ø  Perhitungan
·         Ukuran pori rata-rata
35/40   =
            =
40/60    =
             =
60/120   =
               =
           120/170    =
                =
170/230   =
               =
·         Berat tertinggal
·         Berat zat yang tertinggal pada mesh 35/40

     
                                                 
·         Berat zat yang tertinggal pada mesh 40/60
     

·         Berat zat yang tertinggal pada mesh 60/120

·         Berat zat yangg tertinggal pada mesh 120/170

·         Berat zat yang tertinggal pada mesh 170/230
 

·         % berat tertinggal
o   No. mesh 35/40
% berat tertinggal =
=
= 0,788 %
o   No. mesh 40/60
% berat tertinggal =
                                 = 0,7265 %

o   No. mesh 60/120
% berat tertinggal =
                                 = 3,729 %
o   No. mesh 120/170
% berat tertinggal =
                                 = 15,941 %
o   No. mesh 170/230
% berat tertinggal =
                                 = 27,006 %
·         Diameter rata-rata Amilum
Diameter rata2 amilum =
                                         =
                                         = 0,5016 mm (ukuran partikel koloid)
·         Kurva
B. Pembahasan
Mikromiretik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Pengertian ini sangat penting untuk diketahui oleh mahasiswa farmasi khususnya dalam membahas obat sediaan padat seperti kapsul ,tablet, granul, sirup kering. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pada umumnya pengertian ukuran partikel disini adalah ukuran diameter rata-rata.
 Cara pengukuran pada mikrometer dapat dilakukan dengan beberapa metode yakni : metode mikroskopik, metode ayakan, metode sedimentasi, metode ulutriasi dan metode sentrifugasi.metode mikroskop dimana digunakan untuk ukuran partikel 0,5 sampai 100 mikron. Metode ayakan digunakan untuk ukuran partikel 44 mikron, metode sedimentasi merupakan metode yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Metode elutriasi merupakan kebalikan dari metode sedimentasi,adanya vakum menyebabkan partikel mengarah keatas.dan metode sentrifugasi ginuakan untuk partikel yang sangat halus atau polimer bahan tinggi.
Dalam pengukuran partikel dengan menggunakan metode ayakan, pengayak yang digunakan terlebih dahulu harus dibersihkan untuk menghindari kesalahan penghitungan hasil ayakan yang disebabkan karena tertutupnya lubang-lubang ayakan dengan zat atau benda lain Ayakan di susun dari atas ke bawah (mesh terkecil ke nomor mesh tertinggi), lalu bahan disimpan di ayakan teratas. Adapun caranya sejumlah zat (amilum) ditimbang 100 gram dan dimasukkan dalam ayakan yang telah disusun dengan urutan dari nomor mesh yang besar di atas dan yang paling kecil di bawah. Setelah partikel menerobos ayakan barulah ditimbang masing-masing zat tersebut yang tertinggal di atas ayakan. Keuntungan dari metode ini adalah alat yang digunakan sangat sederhana, penggunaannya mudah dan cepat, serta pengontrolan kecepatan dan waktu pengayakan yang konstan.
Derajat halus serbuk tidak dapat diabaikan pada formulasi sediaan farmasi, karena sifat ini berkaitan dengan kehomogenitasan bentuk sediaan dan kandungannya, dimana persyaratan tersebut termasuk salah satu rangkian dari evaluasi yang dilakukan terhadap produk jadi (segera setelah produk dihasilkan) yang menyatakan layak atau tidaknya produk tersebut dipasarkan di masyarakat, yang sangat berkaitan erat kembali pada memenuhi syarat atau tidaknya sediaan tersebut mencapai efek terapi.
  Pada percobaan kali ini metode yang digunakan adalah metode ayakan.Keuntungan dari penggunaan metode ayakan ini yaitu hasil yang diperoleh sangat efektif dan efisien, bersifat sederhana dan dapat diketahui derajat halus suatu serbuk. Selain itu kita juga dapat mengetahui ukuran partikel, luas permukaan rata – rata dari suatu serbuk.
Pada nomor ayakan  35/40   memiliki ukuran pori 0,46, nomor ayakan 40/60    memiliki ukuran pori 0,335, nomor ayakan  60/120 memiliki ukuran pori 0,1875, nomor ayakan  120/170 memiliki ukuran pori 0,1065, dan nomor ayakan  170/230 memiliki ukuran pori 0,075.
Hasil persen tertinggal dari nomor ayakan 35/40 adalah 0,788%, nomor ayakan 40/60 adalah 0,7265%, nomor ayakan 60/120 adalah 3,729%, nomor ayakan 120/170 adalah 15,941%, nomor ayakan 170/230 adalah 27,006%. Dan diameter rata-rata laktosa yaitu 0,5016 m (koloid).
  Aplikasi mikromiretik dalam bidang farmasi adalah dapat diketahui ukuran dan luas permukaan dari suatu partikel yang dapat saling berhubungan,ini berkaitan dengan sediaan-sediaan farmasi.
Faktor – faktor kesalahan yaitu :
a.    Proses penimbangan yang kurang teliti.
b.    Alat – alat yang digunakan kurang bersih.
c.    Adanya partikel yang tertinggal di penutup ayakan pada saat ayakan dibersihkan
d.   Penimbangan sampel yang awalnya 100 gram setelah diayak hasil yang didapatkan 








BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil percoban yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa diameter rata-rata untuk amilum adalah 0,5016 µm.
B.     Saran
Sebaiknya percobaan ini dilakukan dengan metode lain agar diperoleh perbandingan yang lebih jelas antara metode satu dengan lainnya.












DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika II. Makassar: Universitas Muslim Indonesia

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia.  edisi III. Jakarta..
Martin, A. 1990. Farmasi Fisika Buku II. UI Press. Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar