BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada praktikum ini kita melakukan percobaan tetang pH dan dapar. pH
adalah derajat keasaman
yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia
didefinisikan sebagai kologaritmaaktivitasi hidrogen (H+)
yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar
yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Dapar larutan yang
dapat mempertahankan harga pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti
penambahan asam, basa atau pengenceran. Larutan daparterdiri dari dua tipe
yaitu asam lemah dengan basa konjugasi (garamnya) dan basa lemah dengan asam
konjugasi (garamnya).
Percobaan
ini perlu dilakukan agar kita dapat menentukan tetapan keasaman dan kebasaan,
dapat mengetahui tahapan-tahapan menyiapakan dapar dalam bidang farmasi, dan
juga dapat mengetahui kegunaan pH dan dapar dalam keseharian kita, terutama
dalam tubuh kita. Sehingga Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang
terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian,ilmu pangan, rekayasa(keteknikan),
dan oseanografi.
Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun
dalam frekuensi yang lebih rendah.
Dapar
larutan yang dapat mempertahankan harga pH tertentu terhadap usaha mengubah pH
seperti penambahan asam, basa atau pengenceran. Larutan dapar terdiri dari dua
tipe yaitu asam lemah dengan basa konjugasi (garamnya) dan basa lemah dengan
asam konjugasi (garamnya).
B.
Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah membedakan pH
beberapa zat cair dan membedakan berbagai dapar dari berbagai pH.
C. Tujuan Percobaan
1. Menentukan pH beberapa
zat cair
2. Membuat larutan dapar
pada berbagai pH
3. Menghitung kapasitas
dapar yang telah dibuat
D. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari dilakukannya percobaan ini adalah:
Praktikan dapat mengetahui dan membedakan
pH beberapa zat cair dan dapar dari berbagai pH.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Teori Umum
pH
atau potensial Hydrogen adalah ukuran
keasaman atau kebasaan dari larutan air. Air murni memiliki pH netral, yaitu mendekati 7 pada suhu 25◦C.
Larutan dengan pH kurang dari 7 disebut asam dan larutan dengan pH di atas 7
disebut basa atau alkali. pH rendah menunjukkan konsentrasi tinggi sedangkan
pH tinggi menunjukkan konsentrasi yang rendah (Anonim, 2012):
pH = -
log10(H+) = log
+

Istilah
pH merupakan singkatan dari ‘’daya H’’ (power
of Hydrogen). Semakin rendah pHnya, makin besar konsentrasi ion
hidrogennya.Larutan netralmemiliki pH 7, sedangkan keasaman maksimal dalam
larutan berpelarut air adalah pH 1. Nilai pH diatas 7 mengidentifikasikan
larutan basa sedangkan kebasaan maksimal dilambangkan dengan pH 14. (George,
2005)
Untuk
mempertahankan pH dalam rentang fisiologis yang sempit, kapasitas pendapar
jangka pendek harus menetralkan asam-asam yang dihasilkan, dan
tindakan-tindakan korektif jangka panjang harus menghilangkan asam secara
permanen, tetapi secara terus-menerus
(Ronald, 2004).
Teori tentang asam dan basa ada 3 yaitu (Anonim,2011) :
1.
Arrhenius (Svante August Arrhenius)
Asam
adalah suatu zat/bahan yang bila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion H+

Basa
adalah suatu bahan/zat yang bila dilarutkann dalam air akan melepaskan ion OH-

2.
Bronsted dan Lowry
Asamadalah
baik ion atau molekul yang dapat melepaskan
proton atau donor proton. Basa adalah baik ion atau molekul yang dapat
menerima proton atauakseptor proton.

Setiap
asamatau basa mempunyai basa atau asam kunjugasi.
3. Lewis
(Gilbert Newton Lewis, 1923)
Asam adalah suatu
sepsis yang dapat menerima pasangan electron, sedang basa adalah suatu spesies
yang dapat menyumbangkan pasangan elektronnya.
Metode
yang umum digunakan dalam penentuan pH ada dua yaitu (Anonim, 2011) :
1.
Metode Kolorimetri
Metode
ini didasarkan pada penggunaan
indikator, dimana indikator ini bersifat asam lemah atau basa lemah.
2.
Metode Potensiometri
Metode ini adalah
metode yang paling akurat. Penggunaan metode potensiometri dalammengukur pH
didasarkan pada pengukuran beda
potensial elektrik antara dua elektroda.
Larutan
penyangga adalah larutan yang bersifat mempertahankan pH-nya, jika ditambahkan
sedikit asam atau sedikit basa atau diencerkan. Larutan penyangga merupakan
campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dengan
asam konjugasinya (Utami, 2011).
Kapasitas
buffer (buffer capacity) adalah suatu ukuran kemampuan larutan penyangga dalam
mempertahankan pH-nya dan tergantung dari konsentrasi komponen-komponen yang
ada di larutan tersebut baik secara absolut maupun secara relatif (Riyanto,
2009)
Larutan
buffer merupakan campuran dari asam lemah dan basa konjugasinya maupun basa lemah
dan asam konjugasinya. Sebagai contoh, campuran dari larutan CH3COOH (asam
lemah) dan larutan CH3COONa (basa konjugasi) membentuk larutan buffer asam.
Sedangkan salah satu contoh buffer basa yang sering digunakan di laboratorium
adalah campuran dari larutan NH3 (basa lemah) dan NH4Cl
(asam konjugasi) (Andy, 2009).
Komponen
larutan penyangga/buffer terbagi menjadi larutan penyangga yang bersifat asam
dan larutan penyangga yang bersifat basa. Larutan penyangga yang bersifat
asam mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi
dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan
suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih.
Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah
yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium,
kalium, barium, kalsium, dan lain-lain. Sedangkan larutan penyangga yang
bersifat basa larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya
berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu
basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih
(Wiro, 2011).
Larutan
penyangga/buffer akan bekerja paling baik dalam mengendalikan pH pada harga pH
yang hampir sama dengan pKa komponen asam atau basa, yaitu ketika garam sama
dengan asam. Ini dapat ditunjukkan dengan menghitung kemampuan penyangga untuk
menahan perubahan pH, yang dikenal dengan kapasitas penyangga. Kapasitas
penyangga didefinisikan sebagai jumlah mol per liter asam atau basa monobasa
kuat yang diperlukan untuk menghasilkan peningkatan atau penurunan satu unit pH
didalam larutan (Cairns, 2008).
Besarnya
penahanan perubahan pH oleh dapar disebut kapasitas β atau efisiensi dapar,
indeks dapar dan nilai dapar. Van Sly-ke 7 memperkenalkan konsep kapasitas
dapar dan mendefinisikannya sebagai perbandingan pertambahan basa kuat (atau
asam) dengan sedikit perubahan pH yang terjadi karena penambahan basa itu.
Rumus untuk menghitung besarnya kapasitas dapar adalah sebagai berikut (Martin,
1990):
β
= ∆B
∆pH
Delta,
∆, seperti biasa berarti perubahan yang terbatas dan ∆B adalah sedikit
penambahan basa kuat ke dalam larutan dapar hingga menghasilkan perubahan
pH=∆pH. ∆B dinyatakan dalam gram/liter. Dari persamaan diatas diketahui bahwa
kapasitas dapar suatu larutan memiliki nilai 1 bila penambahan 1 gram ekuivalen
basa kuat (asam) ke dalam 1 liter larutan dapar menghasilkan perubahan sebesar
1 satuan pH.
Larutan standar biasanya kita teteskan
dari suatu buret ke dalam suatu erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan
kadarnya sampai reaksi selesai. Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena
terjadi perubahan warna Perubahan ini dapat dihasilkan oleh larutan standarnya
sendiri atau karena penambahan suatu zat yang disebut indikator. Titik di mana
terjadinya perubahan warna indikator ini disebut titik akhir titrasi. Secara
ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik akhir teoritis (titik
ekuivalen). Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit perbedaan yang disebut
kesalahan titrasi (Sukmariah, 1990).
Larutan indikator dapat dikatakan
sebagai suatu asam lemah atau basa lemah yang dapat bertindak seperti dapar dan
menghasilkan perubahan warna karena derajat disosiasinya berubah sesuai dengan
perubahan pH. Sebagai contoh, metil merah menunjukkan warna alkalinya , kuning,
pada pH kira-kira 6 dan warna asamnya merah, pada pH kira-kira 4. Oleh karena
itu indikator memberi kemungkinan metode yang sesuai dalam teknik elektrometri
untuk menentukan pH larutan (Martin,
1990).
Indikator adalah zat yang
ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya
indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada
berbagai perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan
reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik
akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang
menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan
standar. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan
dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi
sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa (Icha, 2010).
Larutan
buffer berkaitan dengan sistem kesetimbangan asam-basa lemah. Dengan demikian,
persamaan matematis untuk menentukan pH larutan penyangga dapat diturunkan
melalui persamaan reaksi kesetimbangan asam-basa lemah (Andy, 2009).
B.
Uraian Bahan
1.
Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi :
AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus Struktur : H-O-H
Pemerian
: Cairan jernih , tidak berwarna, tidak berbau,
tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup baik
2. Asam
Klorida (Ditjen POM, 1979)
Nama
resmi : ACIDUM HYDROCLORIDUM
Nama
lain : Asam klorida
RM /
BM : HCl / 36,46
gr/mol
Bobot
jenis : 1,13 gr
Pemerian : Tidak berwarna, berasap,
bau merangsang
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol
(95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
3.
Natrium Hidroksida (Ditjen POM, 1979 )
Nama
resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama
lain : Natrium hidroksida
RM /
BM : NaOH / 40,00
Pemerian : Bentuk batan, butiran,
massa hablur atau
keping,
keras, rapuh dan menunjukkan
susunanhablur,meleleh,
basah sangat
alkalis
dan korosif.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam
etanol
(95%)P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. Asam Asetat (Ditjen
POM, 1979)
Nama Resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama Lain : Asam Asetat, Cuka
Pemerian : Cairan
jernih; tidak berwarna; bau menusuk;
rasa asam; tajam.
Kelarutan : Dapat
campur dengan air, dengan etanol
(95%) dan dalam gliserol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :
Sampel
C.
Prosedur Kerja (Anonim, 2013)
a.
Menentukan
pH beberapa zat cair
1.
Hitung
pH larutan di bawah ini
·
Larutan
HCl 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M
·
Larutan
NaOH 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M
2.
Kemudian
ukur pH larutan di atas menggunakan pH meter dan indikator universal, kemudian
bandingkan dengan hasil hitunganmu.
b.
Membuat
larutan dapar
·
Hitung
dan tentukan pH larutan dapar dari 50 ml Natrium hidroksida 0,1 M dan 50 Asam
Asetat 0,2 dan 50 ml.
·
Kemudian
buatlah larutan dapar tersebut.
·
Hitung
kapasitas dapar tersebut.
·
Buktikan
kemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M ke
dalam larutan dapar, kemudian ukur kembali pH nya.
BAB III
CARA KERJA
A. Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum antara lain botol semprot, erlenmeyer,
gelas kimia 50 ml, gelas kimia 250 ml, magnetic stirrer kecil, pH meter, pH
universal, stirrer.
B.
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum antara lain aluminium foil, aquadest,
larutan asam asetat 0,2 M, larutan HCl 1,0; 0,1; 0,01; 0,001 M, larutan NaOH
1,0; 0,1; 0,01; 0,001 M, tissue.
C.
Langkah Percobaan
1.
pH larutan asam atau basa
§ Disiapkan
alat dan bahan.
§ Dihitung pH larutan dibawah ini :
·
Larutan HCL 1,0 M; 0,1 M;0,01 M; dan 0,001 M
·
Larutan NaOH 1,0 M; 0,1 M;0,01 M; dan 0,001 M
§ Kemudian
diukur pH larutan diatas menggunakan pH meter dan kertas pH universal, kemudian
bandingkan dengan hasil hitunganmu
2. Membuat
larutan dapar
§ Disiapkan
alat dan bahan.
§ Dihitung
dan tentukan pH larutan dapar dari 50 ml NaOH 0,1 M dan 50 ml CH3COOH
0,2 M.
§ Dibuat
larutan dapar tersebut
§ Diukur
pH larutan dapar tersebut
§ Dihitung
kapasitas dapar larutan larutan tersebut !
§ Dibuktikan
kemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan HCL 0,1 M dan NaOH 0,1 M kedalam
larutan dapar , kemudian diukur kembali pHnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan dan Perhitungan
a. Tabel
1.
Menentukan pH beberapa Zat Cair
Nama Zat Cair
|
pH hasil perhitungan
|
pH cairan
|
|
pH meter
|
kertas pH
|
||
HCl 0,001 M
|
3
|
3,14
|
5
|
HCl 0,01 M
|
2
|
2,06
|
3
|
HCl 0,1 M
|
1
|
1,02
|
1
|
HCl 1,0 M
|
0
|
0
|
0
|
NaOH 0,001 M
|
11
|
10,03
|
9
|
NaOH 0,01 M
|
12
|
11,67
|
11
|
NaOH 0,1 M
|
13
|
12,63
|
13
|
NaOH 1,0 M
|
14
|
13,13
|
14
|
2.
pH Dapar
Jenis Dapar
|
Dapar Asetat
|
|
pH dapar setelah
perhitungan
|
5,061
|
|
pH dapar hasil
pengukuran
|
4,04
|
|
kapasitas dapar
|
0,077
|
|
pH dapar setelah
penambahan basa
|
4,07
|
|
pH dapar setelah
penambahan asam
|
4,00
|
b. Perhitungan
1.
Menentukan pH beberapa Zat Cair
ü HCl
1,0 M
pH =
-log [H+]
= -log 1.100
= 0 – log 1
= 0
ü HCl
0,1 M
pH =
-log [H+]
= -log 1.10-1
= 1 – log 1
= 1
ü HCl
0,01 M
pH =
-log [H+]
= -log 1.10-2
= 2 – log 1
= 2
ü HCl
0,001 M
pH =
-log [H+]
= -log 1.10-3
= 3 – log 1
= 3
Ø NaOH
1,0 M
pOH
= -log [OH-]
= -log 1.100
= 0 – log 1
= 0
pH =
14 – pOH
= 14 – 0
= 14
Ø NaOH
0,1 M
pOH
= -log [OH-]]
= -log 1.10-1
= 1 – log 1
= 1
pH =
14 – pOH
= 14 – 1
= 13
Ø NaOH
0,01 M
pOH
= -log [OH-]
= -log 1.10-2
= 2 – log 1
= 2
pH =
14 – pOH
= 14 – 2
= 12
Ø NaOH
0,001 M
pOH
= -log [OH-]
= -log 1.10-3
= 3 – log
1
= 3
2. pH dapar
n CH3COOH = M x V
= 0,2 x 0,005
= 0,01 mol x 1000
= 10 mmol
n NaOH = M x
V
=
0,1 x 0,05
=
5.10-3 mol x 1000
=
5 mmol

Mula-mula 10
mmol 5 mmol
Bereaksi
5 mmol 5 mmol 5 mmol
![]() |
5 mmol
0 5 mmol
[CH3COOH]
=
=



[CH3COONa]
= 

PKa
= 4,76
pH
= PKa + log 

= 4,76 + log 

= 4,76 + log 2
= 4,76 + 0,301
= 5,061
Ka =
antilog (-PKa) = antilog (-4,76) = 1,7. 10-5
[H30]
= antilog (-pH) = antilog (-5,061) = 8,68. 10-6
C =
[garam] + [asam]
= 0,1 + 0,05
= 0,15

=
2

= 0,345
2

= 0,345 

= 0,345 x 2,237. 10-1
= 0,77. 10-1
= 0,077
B. Pembahasan
pH atau potensial hydrogen adalah ukuran
keasaman dari larutan air. Air
murni memiliki pH netral, yaitu mendekati 7 pada suhu 25◦C. Larutan
dengan pH kurang dari 7 disebut asam dan larutan dengan pH di atas 7 disebut
basa atau alkali. pH rendah menunjukkan konsentrasi tinggi sedangkan
pH tinggi menunjukkan konsentrasi yang rendah.
pH = -
log10(H+) = log
+

Teori tentang asam dan basa ada 3 yaitu:
1.
Arrhenius (Svante August Arrhenius)
Asam
adalah suatu zat/bahan yang bila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion H+

Basa
adalah suatu bahan/zat yang bila dilarutkann dalam air akan melepaskan ion OH-

2.
Bronsted dan Lowry
Asamadalah
baik ion atau molekul yang dapat melepaskan
proton atau donor proton. Basa adalah baik ion atau molekul yang dapat
menerima proton atauakseptor proton.

Setiap
asamatau basa mempunyai basa atau asam kunjugasi.
3.
Lewis (Gilbert Newton Lewis, 1923)
Asam adalah suatu
sepsis yang dapat menerima pasangan electron, sedang basa adalah suatu spesies
yang dapat menyumbangkan pasangan elektronnya.
Metode
yang umum digunakan dalam penentuan pH ada dua yaitu
1. Metode Kolorimetri
Metode ini didasarkan
pada penggunaan indikator, dimana
indikator ini bersifat asam lemah atau basa lemah.
2.
Metode Potensiometri
Metode
ini adalah metode yang paling akurat. Penggunaan metode potensiometri
dalammengukur pH didasarkan pada
pengukuran beda potensial elektrik antara dua elektroda.
Dapar
atau larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH jika
ke dalam larutan tersebut ditambahkan sejumlah kecil asam, basa atau dilakukan
pengenceran.
Cara menghitung jumlah bahan
yang digunakan dalam pembuatan bahan adalah dengan menggunakan persamaan
Henderson-Hasselbach sebagai berikut:
Untuk asam :
pH = pKa
+ log 

Untuk basa :
pOH = pKa
+ log 

pH =
14 – pOH
Indikator
adalah suatu asam lemah atau basa lemah yang dapat bertindak seperti dapar dan menghasilkan
perubahan warna karena derajat disosiasinya berubah sesuai perubahan pH.Dan
kapasitas dapar adalah perbandingan pertambahan basa kuat (atau asam) dengan
sedikit perubahan ph yang terjadi karena penambahan basa itu.Komposisi dapar
yaitu campuran asam lemah dan garamnya dan basa lemah dengan garamnya.
Pada
percobaan ini menggunakan alat antara lain gelas kimia 50 dan 250 ml,
erlenmeyer, pH meter, pH universal, magnetic stirrer, stirrer dan botol semprot.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain aquadest, larutan HCl 1,0;
0,1; 0,01; 0,001 M, larutan NaOH 1,0; 0,1; 0,01; 0,001 M, larutan asam asetat
0,2 M, aluminium foil, tissue.
Langkah
yang dilakukan dalam percobaan menentukan pH beberapa zat cair pertama-tama
dimasukkan beberapa zat cair dalam gelas kimia, kemudian diukur pHnya dengan
menggunakan pH universal dan pH meter. Untuk percobaan pH dapar, pertama-tama
yaitu dapar yang dibuat ditambahkan dengan asam dalam hal ini yaitu HCl 0,1 M,
dan juga ditambahkan dengan basa dalam hal ini yaitu NaOH 0,1 M. Penambahan ini
bertujuan untuk melihat apakah larutan
dapar tersebut mampu dalam mempertahankan pHnya.
Dari
percobaan menentukan pH beberapa zat cair diperoleh nilai pH HCL 0,001 M dengan
perhitungan yaitu 3, dengan pH meter yaitu 3,14 dan dengan kertas pH yaitu 5.
Nilai pH HCl 0,01 M dengan perhitungan yaitu 2, diukur dengan pH meter yaitu
2,06 dan dengan kertas pH yaitu 3. Untuk nilai pH HCl 0,1 M dengan perhitungan
yaitu 1, dengan menggunakan pH meter yaitu 1,02 dan dengan kertas pH yaitu satu.
Untuk nilai pH dari HCl 1,0 M, dengan perhitungan yaitu 0, begitupun dengan
menggunakan pH meter maupun kertas pH. Sedangkan nilai pH untuk NaOH 0,001 M
berdasarkan perhitungan yaitu 11, diukur dengan pH meter yaitu 10,03 dan
berdasarkan kertas pH yaitu 9. Nilai pH untuk NaOH 0,01 M berdasarkan
perhitungan yaitu 1, diukur dengan pH meter yaitu 11,67 dan dengan kertas pH
yaitu 11. Untuk NaOH 0,1 M, jika dihitung berdasarkan perhitungan yaitu 13,
diukur berdasarkan pH meter yaitu 12,63 dan berdasarkan kertas pH yaitu 13.
Sedangkan untuk NaOH 1,0 M apabila dihitung berdasarkan perhitungan diperoleh
hasil yaitu 14, dengan pH meter yaitu 13,13 dan dengan menggunakan kertas pH
yaitu 14.
Untuk
percobaan pH dapar, pH dapar yang diperoleh melalui perhitungan yaitu 5,061,
dari hasil pengukuran yaitu 4,04, dan kapasitas daparnya yaitu 0,077. Setelah
dapar tersebut ditambahkan asam, pHnya menjadi 4,07 dan setelah ditambahkan
basa pHnya menjadi 4,00. Sehingga dapat
dikatakan bahwa dapar tersebut berhasil mempertahankan pH larutan ketika
ditambahkan asam atau basa.
Dari
hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai pH
dari HCl dan NaOH dari hasil perhitungan sama dengan hasil pengukuran melalu pH
meter dan kertas pH. Walaupun mungkin ada sedikit perbedaan nilainya, tapi
terlalu signifikan. Dan untuk percobaan pH dapar, ditarik kesimpulan bahwa
dapar tersebut dapat mempertahankan kapasitasnya terhadap penambahan asam atau
basa.
Dalam
bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan
pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang
atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan
tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata
harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang
mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan
dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.
Perubahan
pH pada larutan obat dapat merusak komposisi, fungsi, dan efektivitas
obattersebut. Oleh karena itu, obat-obatan dalam bentuk larutan sering kali
bertindak sebagai sistem penyangga bagi obat itu sendiri untuk mempertahankan
kadar larutan obat tetap berada dalam trayek pH tertentu.
Buffer pada bidang farmasi
banyak digunakan untuk menetralkan darah atau biasanya pada kasus keracunan.
Contohnya pada keracunan asam jengkolat. Larutan
Penyangga pada Obat-Obatan : asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari
tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin
dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan
pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga
pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan
MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
Dalam pengukuran pH baik melalui pH meter maupun kertas Universal, memiliki
nilai pH yang berbeda, hal ini disebabkan karena :
1. pH meter yang digunakan
tidak bekerja dengan baik, sehingga menimbulkan perbedaan dengan kertas
Universal.
2. Alat-alat yang digunakan telah terkontaminasi dengan
senyawa-senyawa lain.
3. Kurang telitinya pengamat dalam mengamati nilai pH larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan dapar.Yaitu :
1.
penambahan
garam-garam netral ke dalam larutan dapar mengubah pH larutan dengan berubahnya
kekuatan ion.
2.
Perubahan
kekuatan ion dan pH dapar dapat pula disebabkan oleh pengenceran.
3.
Penambahan air
dalam jumlah cukup, jika tidak mengubah pH dapat mengakibatkan penyimpangan
positif atau negative sekalipun kecil sekali, karena air selain dapat mengubah
nilai koefisien kereaktifan ia juga dapat bertindak sebagai asam lemah atau
basa lemah.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil pengukuran yaitu :
1.
Kertas pH yang digunakan kurang baik
2.
Larutan yang digunakan telah bercampur
dengan zat lain
3.
Gelas kimia yang digunakan kurang bersih
Dalam pengukuran pH baik melalui pH meter maupun kertas Universal, memiliki
nilai pH yang berbeda, hal ini disebabkan karena :
1. pH meter yang digunakan
tidak bekerja dengan baik, sehingga menimbulkan perbedaan dengan kertas
Universal.
2. Alat-alat yang digunakan telah terkontaminasi dengan
senyawa-senyawa lain.
3. Kurang telitinya pengamat dalam mengamati nilai pH
larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan
dapar.Yaitu :
1.
Penambahan
garam-garam netral ke dalam larutan dapar mengubah pH larutan dengan berubahnya
kekuatan ion.
2.
Perubahan
kekuatan ion dan pH dapar dapat pula disebabkan oleh pengenceran.
3.
Penambahan air
dalam jumlah cukup, jika tidak mengubah pH dapat mengakibatkan penyimpangan
positif atau negative sekalipun kecil sekali, karena air selain dapat mengubah
nilai koefisien kereaktifan ia juga dapat bertindak sebagai asam lemah atau
basa lemah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran yaitu :
1.
Kertas pH yang digunakan kurang baik
2.
Larutan yang digunakan telah bercampur
dengan zat lain
3.
Gelas kimia yang digunakan kurang bersih
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
- Untuk
penentuan pH beberapa zat cair yaitu
·
Nilai pH HCl 0,001 M berdasarkan perhitungan
yaitu 3, berdasarkan pH meter yaitu 3,14 dan berdasarkan kertas pH yaitu 5.
·
Nilai pH HCl 0,01 M berdasarkan perhitungan
yaitu 2, berdasarkan pH meter yaitu 2,06 dan berdasarkan kertas pH yaitu 3.
·
Nilai pH HCl 0,1 M berdasarkan perhitungan
yaitu 1, berdasarkan pH meter yaitu 1,02 dan berdasarkan kertas pH yaitu 1.
·
Nilai pH HCl 1,0 M berdasarkan perhitungan
yaitu 0, berdasarkan pH meter yaitu 0 dan berdasarkan kertas pH yaitu 0.
·
Nilai pH NaOH 0,001 M berdasarkan perhitungan
yaitu 11, berdasarkan pH meter yaitu 10,03 dan berdasarkan kertas pH yaitu 9.
·
Nilai pH NaOH 0,01 M berdasarkan perhitungan
yaitu 12, berdasarkan pH meter yaitu 11,67 dan berdasarkan kertas pH yaitu 11.
·
Nilai pH NaOH 0,1 M berdasarkan perhitungan
yaitu 13, berdasarkan pH meter yaitu 12,63 dan berdasarkan kertas pH yaitu 13.
·
Nilai pH NaOH 1,0 M berdasarkan perhitungan
yaitu 14, berdasarkan pH meter yaitu 13,13 dan berdasarkan kertas pH yaitu 14.
- Nilai
pH dapar setelah penambahan asam atau basa tidak mengalami perubahan yang
signfikan karena tidak terlalu besar perubahan pHnya, yang berarti bahwa
larutan dapar tersebut berhasil dalam mempertahankan pH larutan.
B. Saran
- Disarankan
untuk kepada para asisten harus lebih membimbing para praktikannya.
- Diharapkan
para praktikan agar jangan ribut.
- Alat
harus diperlengkap, agar setiap kelompok praktikum dapat melakukan
praktikum per kelompok tanpa harus dilakukan secara bersamaan dengan
kelompok lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Andy.2009.LarutanPenyangga.http://andykimia03.wordpress.com/2009/11/30/
larutan-penyangga-buffer/, 19/03/2012.
Anonim . 2011. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika I.
Universitas Muslim
Indonesia. Makassar
Cairns, Donald. 2008. Intisari Kimia Farmasi Edisi 2.
EGC. Jakarta.
Fried,
H. George. 2005. Schaum’s Outlines: Tss
Biologi Edisi 2. Erlangga. Jakarta.
Icha,
2010, Standarisasi larutan NaOH dan
Penentuan Asam Cuka Perdagangan, http://shochichah.blogspot.com/2010/04/standardisasi-larutan-naoh-dan.html, 23/10/2011.
Martin,
Alfred. 1990. Farmasi Fisik. UI
Press. Jakarta.
Riyanto, Nurdin. 2009. Super
Genius Olimpiade Kimia SMA. Pustaka Widyatama. Yogyakarta.
Sacher, A. Ronald. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan, Laboratorium.EGC. Jakarta