Selasa, 30 September 2014

pH dan Dapar

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada praktikum ini kita melakukan percobaan tetang pH dan dapar. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritmaaktivitasi  hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat  relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Dapar larutan yang dapat mempertahankan harga pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa atau pengenceran. Larutan daparterdiri dari dua tipe yaitu asam lemah dengan basa konjugasi (garamnya) dan basa lemah dengan asam konjugasi (garamnya).
Percobaan ini perlu dilakukan agar kita dapat menentukan tetapan keasaman dan kebasaan, dapat mengetahui tahapan-tahapan menyiapakan dapar dalam bidang farmasi, dan juga dapat mengetahui kegunaan pH dan dapar dalam keseharian kita, terutama dalam tubuh kita. Sehingga Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian,ilmu pangan, rekayasa(keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.
Dapar larutan yang dapat mempertahankan harga pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa atau pengenceran. Larutan dapar terdiri dari dua tipe yaitu asam lemah dengan basa konjugasi (garamnya) dan basa lemah dengan asam konjugasi (garamnya).
B. Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah membedakan pH beberapa zat cair dan membedakan berbagai dapar dari berbagai pH.
C.  Tujuan Percobaan
1. Menentukan pH beberapa zat cair
2. Membuat larutan dapar pada berbagai pH
3. Menghitung kapasitas dapar yang telah dibuat
D. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari dilakukannya percobaan ini adalah:
Praktikan dapat mengetahui dan membedakan pH beberapa zat cair dan dapar dari berbagai pH.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
pH atau potensial Hydrogen adalah ukuran keasaman atau kebasaan dari larutan air. Air murni memiliki pH netral, yaitu mendekati 7 pada suhu 25C. Larutan dengan pH kurang dari 7 disebut asam dan larutan dengan pH di atas 7 disebut basa atau alkali. pH rendah menunjukkan konsentrasi tinggi sedangkan pH tinggi menunjukkan konsentrasi yang rendah (Anonim, 2012):
pH  =  - log10(H+) =  log +
Istilah pH merupakan singkatan dari ‘’daya H’’ (power of Hydrogen). Semakin rendah pHnya, makin besar konsentrasi ion hidrogennya.Larutan netralmemiliki pH 7, sedangkan keasaman maksimal dalam larutan berpelarut air adalah pH 1. Nilai pH diatas 7 mengidentifikasikan larutan basa sedangkan kebasaan maksimal dilambangkan dengan pH 14. (George, 2005)
Untuk mempertahankan pH dalam rentang fisiologis yang sempit, kapasitas pendapar jangka pendek harus menetralkan asam-asam yang dihasilkan, dan tindakan-tindakan korektif jangka panjang harus menghilangkan asam secara permanen, tetapi  secara terus-menerus (Ronald, 2004).
Teori tentang asam dan basa ada 3 yaitu (Anonim,2011) :
1.    Arrhenius (Svante August Arrhenius)
Asam adalah suatu zat/bahan yang bila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion H+
HA  +  H2O                 H3O  +  A
Basa adalah suatu bahan/zat yang bila dilarutkann dalam air akan melepaskan ion OH-
BOH  +  H2O                  B+aq  +  OH-
2.    Bronsted dan Lowry
Asamadalah baik ion atau molekul yang dapat melepaskan  proton atau donor proton. Basa adalah baik ion atau molekul yang dapat menerima proton atauakseptor proton.
HCl  +  NH3                    NH4+  +  Cl-
Setiap asamatau basa mempunyai basa atau asam kunjugasi.
 3.  Lewis (Gilbert Newton Lewis, 1923)
Asam adalah suatu sepsis yang dapat menerima pasangan electron, sedang basa adalah suatu spesies yang dapat menyumbangkan pasangan elektronnya.
Metode yang umum digunakan dalam penentuan pH ada dua yaitu (Anonim, 2011) :


1.    Metode Kolorimetri
Metode ini didasarkan pada  penggunaan indikator, dimana indikator ini bersifat asam lemah atau basa lemah.
2.    Metode Potensiometri
Metode ini adalah metode yang paling akurat. Penggunaan metode potensiometri dalammengukur pH didasarkan  pada pengukuran beda potensial elektrik antara dua elektroda.
Larutan penyangga adalah larutan yang bersifat mempertahankan pH-nya, jika ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau diencerkan. Larutan penyangga merupakan campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya (Utami, 2011).
Kapasitas buffer (buffer capacity) adalah suatu ukuran kemampuan larutan penyangga dalam mempertahankan pH-nya dan tergantung dari konsentrasi komponen-komponen yang ada di larutan tersebut baik secara absolut maupun secara relatif (Riyanto, 2009)
Larutan buffer merupakan campuran dari asam lemah dan basa konjugasinya maupun basa lemah dan asam konjugasinya. Sebagai contoh, campuran dari larutan CH3COOH (asam lemah) dan larutan CH3COONa (basa konjugasi) membentuk larutan buffer asam. Sedangkan salah satu contoh buffer basa yang sering digunakan di laboratorium adalah campuran dari larutan NH3 (basa lemah) dan NH4Cl (asam konjugasi) (Andy, 2009).
Komponen larutan penyangga/buffer terbagi menjadi larutan penyangga yang bersifat asam dan  larutan penyangga yang bersifat basa. Larutan penyangga yang bersifat asam mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-lain. Sedangkan larutan penyangga yang bersifat basa larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih (Wiro, 2011).
Larutan penyangga/buffer akan bekerja paling baik dalam mengendalikan pH pada harga pH yang hampir sama dengan pKa komponen asam atau basa, yaitu ketika garam sama dengan asam. Ini dapat ditunjukkan dengan menghitung kemampuan penyangga untuk menahan perubahan pH, yang dikenal dengan kapasitas penyangga. Kapasitas penyangga didefinisikan sebagai jumlah mol per liter asam atau basa monobasa kuat yang diperlukan untuk menghasilkan peningkatan atau penurunan satu unit pH didalam larutan (Cairns, 2008).
Besarnya penahanan perubahan pH oleh dapar disebut kapasitas β atau efisiensi dapar, indeks dapar dan nilai dapar. Van Sly-ke 7 memperkenalkan konsep kapasitas dapar dan mendefinisikannya sebagai perbandingan pertambahan basa kuat (atau asam) dengan sedikit perubahan pH yang terjadi karena penambahan basa itu. Rumus untuk menghitung besarnya kapasitas dapar adalah sebagai berikut (Martin, 1990):
β =  ∆B
                                          ∆pH
Delta, ∆, seperti biasa berarti perubahan yang terbatas dan ∆B adalah sedikit penambahan basa kuat ke dalam larutan dapar hingga menghasilkan perubahan pH=∆pH. ∆B dinyatakan dalam gram/liter. Dari persamaan diatas diketahui bahwa kapasitas dapar suatu larutan memiliki nilai 1 bila penambahan 1 gram ekuivalen basa kuat (asam) ke dalam 1 liter larutan dapar menghasilkan perubahan sebesar 1 satuan pH.
Larutan standar biasanya kita teteskan dari suatu buret ke dalam suatu erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai reaksi selesai. Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadi perubahan warna Perubahan ini dapat dihasilkan oleh larutan standarnya sendiri atau karena penambahan suatu zat yang disebut indikator. Titik di mana terjadinya perubahan warna indikator ini disebut titik akhir titrasi. Secara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik akhir teoritis (titik ekuivalen). Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit perbedaan yang disebut kesalahan titrasi (Sukmariah, 1990).
Larutan indikator dapat dikatakan sebagai suatu asam lemah atau basa lemah yang dapat bertindak seperti dapar dan menghasilkan perubahan warna karena derajat disosiasinya berubah sesuai dengan perubahan pH. Sebagai contoh, metil merah menunjukkan warna alkalinya , kuning, pada pH kira-kira 6 dan warna asamnya merah, pada pH kira-kira 4. Oleh karena itu indikator memberi kemungkinan metode yang sesuai dalam teknik elektrometri untuk menentukan pH larutan (Martin, 1990).
Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa (Icha, 2010).
Larutan buffer berkaitan dengan sistem kesetimbangan asam-basa lemah. Dengan demikian, persamaan matematis untuk menentukan pH larutan penyangga dapat diturunkan melalui persamaan reaksi kesetimbangan asam-basa lemah (Andy, 2009).
B. Uraian Bahan
1.    Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi               :  AQUA  DESTILLATA
Nama lain                  :  Air Suling
RM / BM                     : H2O / 18,02
Rumus Struktur        : H-O-H
Pemerian                   : Cairan jernih , tidak berwarna, tidak berbau,
 tidak mempunyai rasa
Penyimpanan           : Dalam wadah  tetutup baik
2.    Asam Klorida (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi               : ACIDUM HYDROCLORIDUM
Nama lain                  : Asam klorida
RM / BM                     : HCl / 36,46 gr/mol
Bobot jenis                : 1,13 gr
Pemerian                   : Tidak berwarna, berasap, bau merangsang
Kelarutan                  : Larut dalam air dan etanol (95%) P
Penyimpanan           : Dalam wadah yang tertutup rapat
Kegunaan                 : Sebagai pereaksi

3.    Natrium Hidroksida (Ditjen POM, 1979 )
Nama resmi               : NATRII  HYDROXYDUM
Nama lain                  : Natrium hidroksida
RM / BM                     : NaOH / 40,00
Pemerian                   : Bentuk batan, butiran, massa hablur atau
                                      keping, keras, rapuh dan menunjukkan
                                      susunanhablur,meleleh, basah sangat
                                      alkalis dan korosif.
Kelarutan                  : Sangat mudah larut dalam air dan dalam
                                      etanol (95%)P
Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                 : Sebagai pereaksi
4.  Asam Asetat (Ditjen POM, 1979)
  Nama Resmi              : ACIDUM  ACETICUM
  Nama Lain                 : Asam Asetat, Cuka
  Pemerian                   : Cairan jernih; tidak berwarna; bau menusuk;
rasa asam; tajam.
  Kelarutan                   : Dapat campur dengan air, dengan etanol
(95%) dan dalam gliserol.
 Penyimpanan            : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                   : Sampel
C. Prosedur Kerja (Anonim, 2013)
a.    Menentukan pH beberapa zat cair
1.    Hitung pH larutan di bawah ini
·         Larutan HCl 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M
·         Larutan NaOH 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M
2.    Kemudian ukur pH larutan di atas menggunakan pH meter dan indikator universal, kemudian bandingkan dengan hasil hitunganmu.
b.    Membuat larutan dapar
·         Hitung dan tentukan pH larutan dapar dari 50 ml Natrium hidroksida 0,1 M dan 50 Asam Asetat 0,2 dan 50 ml.
·         Kemudian buatlah larutan dapar tersebut.
·         Hitung kapasitas dapar tersebut.
·         Buktikan kemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M ke dalam larutan dapar, kemudian ukur kembali pH nya.


BAB III
CARA KERJA
A. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum antara lain botol semprot, erlenmeyer, gelas kimia 50 ml, gelas kimia 250 ml, magnetic stirrer kecil, pH meter, pH universal, stirrer.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum antara lain aluminium foil, aquadest, larutan asam asetat 0,2 M, larutan HCl 1,0; 0,1; 0,01; 0,001 M, larutan NaOH 1,0; 0,1; 0,01; 0,001 M, tissue.
C. Langkah Percobaan
1.    pH larutan asam atau basa
§  Disiapkan alat dan bahan.
§  Dihitung  pH larutan dibawah ini :
·      Larutan HCL 1,0 M; 0,1 M;0,01 M; dan 0,001 M
·      Larutan NaOH 1,0 M; 0,1 M;0,01 M; dan 0,001 M
§  Kemudian diukur pH larutan diatas menggunakan pH meter dan kertas pH universal, kemudian bandingkan dengan hasil hitunganmu



2.  Membuat larutan dapar
§  Disiapkan alat dan bahan.
§  Dihitung dan tentukan pH larutan dapar dari 50 ml NaOH 0,1 M dan 50 ml CH3COOH 0,2 M.
§  Dibuat larutan dapar tersebut
§  Diukur pH larutan dapar tersebut
§  Dihitung kapasitas dapar larutan larutan tersebut !
§  Dibuktikan kemampuan dapar yang dibuat dengan menambahkan HCL 0,1 M dan NaOH 0,1 M kedalam larutan dapar , kemudian diukur kembali pHnya.













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan dan Perhitungan
a. Tabel
1. Menentukan pH beberapa Zat Cair
Nama Zat Cair
pH hasil perhitungan
pH cairan
pH meter
kertas pH
HCl 0,001 M
3
3,14
5
HCl 0,01 M
2
2,06
3
HCl 0,1 M
1
1,02
1
HCl 1,0 M
0
0
0
NaOH 0,001 M
11
10,03
9
NaOH 0,01 M
12
11,67
11
NaOH 0,1 M
13
12,63
13
NaOH 1,0 M
14
13,13
14





2. pH Dapar
Jenis Dapar
Dapar Asetat
pH dapar setelah perhitungan
5,061
pH dapar hasil pengukuran
4,04
kapasitas dapar
0,077
pH dapar setelah penambahan basa
4,07
pH dapar setelah penambahan asam
4,00

b. Perhitungan
1. Menentukan pH beberapa Zat Cair
ü  HCl 1,0 M
pH = -log [H+]
= -log 1.100
= 0 – log 1
= 0
ü  HCl 0,1 M
pH = -log [H+]
= -log 1.10-1
= 1 – log 1
= 1
ü  HCl 0,01 M
pH = -log [H+]
= -log 1.10-2
= 2 – log 1
= 2
ü  HCl 0,001 M
pH = -log [H+]
= -log 1.10-3
= 3 – log 1
= 3
Ø  NaOH 1,0 M
pOH = -log [OH-]
= -log 1.100
= 0 – log 1
= 0
pH = 14 – pOH
= 14 – 0
= 14
Ø  NaOH 0,1 M
pOH = -log [OH-]]
= -log 1.10-1
= 1 – log 1
= 1
pH = 14 – pOH
= 14 – 1
= 13
Ø  NaOH 0,01 M
pOH = -log [OH-]
= -log 1.10-2
= 2 – log 1
= 2
pH = 14 – pOH
= 14 – 2
= 12
Ø  NaOH 0,001 M
pOH = -log [OH-]
          = -log 1.10-3
          = 3 – log 1
          = 3



2. pH dapar
n CH3COOH = M x V
= 0,2 x 0,005
= 0,01 mol x 1000
= 10 mmol
n NaOH         = M x V
                        = 0,1 x 0,05
                        = 5.10-3 mol x 1000
                        = 5 mmol
CH3COOH + NaOH            CH3COONa + H2O
Mula-mula      10 mmol      5 mmol   
Bereaksi           5 mmol      5 mmol             5 mmol
 


5 mmol         0                    5 mmol
[CH3COOH] =  =
[CH3COONa] =
PKa = 4,76
pH = PKa + log
= 4,76 + log
= 4,76 + log 2
= 4,76 + 0,301
= 5,061
Ka = antilog (-PKa) = antilog (-4,76) = 1,7. 10-5
[H30] = antilog (-pH) = antilog (-5,061) = 8,68. 10-6
C = [garam] + [asam]
= 0,1 + 0,05
= 0,15
2
= 2
= 0,345 2
= 0,345
= 0,345 x 2,237. 10-1
= 0,77. 10-1
= 0,077





B. Pembahasan
pH atau potensial hydrogen adalah ukuran keasaman dari larutan air. Air murni memiliki pH netral, yaitu mendekati 7 pada suhu 25C. Larutan dengan pH kurang dari 7 disebut asam dan larutan dengan pH di atas 7 disebut basa atau alkali. pH rendah menunjukkan konsentrasi tinggi sedangkan pH tinggi menunjukkan konsentrasi yang rendah.
pH  =  - log10(H+) =  log +
Teori tentang asam dan basa ada 3 yaitu:
1.    Arrhenius (Svante August Arrhenius)
Asam adalah suatu zat/bahan yang bila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion H+
HA  +  H2O                 H3O  +  A
Basa adalah suatu bahan/zat yang bila dilarutkann dalam air akan melepaskan ion OH-
BOH  +  H2O                  B+aq  +  OH-
2.  Bronsted dan Lowry
Asamadalah baik ion atau molekul yang dapat melepaskan  proton atau donor proton. Basa adalah baik ion atau molekul yang dapat menerima proton atauakseptor proton.
HCl  +  NH3                    NH4+  +  Cl-
Setiap asamatau basa mempunyai basa atau asam kunjugasi.
3.  Lewis (Gilbert Newton Lewis, 1923)
Asam adalah suatu sepsis yang dapat menerima pasangan electron, sedang basa adalah suatu spesies yang dapat menyumbangkan pasangan elektronnya.
Metode yang umum digunakan dalam penentuan pH ada dua yaitu
1.  Metode Kolorimetri
Metode ini didasarkan pada  penggunaan indikator, dimana indikator ini bersifat asam lemah atau basa lemah.
2.  Metode Potensiometri
Metode ini adalah metode yang paling akurat. Penggunaan metode potensiometri dalammengukur pH didasarkan  pada pengukuran beda potensial elektrik antara dua elektroda.
Dapar atau larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH jika ke dalam larutan tersebut ditambahkan sejumlah kecil asam, basa atau dilakukan pengenceran.
Cara menghitung jumlah bahan yang digunakan dalam pembuatan bahan adalah dengan menggunakan persamaan Henderson-Hasselbach sebagai berikut:
Untuk asam :
pH  =  pKa  +  log 

Untuk basa :
pOH  =  pKa  +  log 
pH = 14 – pOH
Indikator adalah suatu asam lemah atau basa lemah yang dapat bertindak seperti dapar dan menghasilkan perubahan warna karena derajat disosiasinya berubah sesuai perubahan pH.Dan kapasitas dapar adalah perbandingan pertambahan basa kuat (atau asam) dengan sedikit perubahan ph yang terjadi karena penambahan basa itu.Komposisi dapar yaitu campuran asam lemah dan garamnya dan basa lemah dengan garamnya.
Pada percobaan ini menggunakan alat antara lain gelas kimia 50 dan 250 ml, erlenmeyer, pH meter, pH universal, magnetic stirrer, stirrer dan botol semprot. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain aquadest, larutan HCl 1,0; 0,1; 0,01; 0,001 M, larutan NaOH 1,0; 0,1; 0,01; 0,001 M, larutan asam asetat 0,2 M, aluminium foil, tissue.
Langkah yang dilakukan dalam percobaan menentukan pH beberapa zat cair pertama-tama dimasukkan beberapa zat cair dalam gelas kimia, kemudian diukur pHnya dengan menggunakan pH universal dan pH meter. Untuk percobaan pH dapar, pertama-tama yaitu dapar yang dibuat ditambahkan dengan asam dalam hal ini yaitu HCl 0,1 M, dan juga ditambahkan dengan basa dalam hal ini yaitu NaOH 0,1 M. Penambahan ini bertujuan untuk melihat apakah  larutan dapar tersebut mampu dalam mempertahankan pHnya.
Dari percobaan menentukan pH beberapa zat cair diperoleh nilai pH HCL 0,001 M dengan perhitungan yaitu 3, dengan pH meter yaitu 3,14 dan dengan kertas pH yaitu 5. Nilai pH HCl 0,01 M dengan perhitungan yaitu 2, diukur dengan pH meter yaitu 2,06 dan dengan kertas pH yaitu 3. Untuk nilai pH HCl 0,1 M dengan perhitungan yaitu 1, dengan menggunakan pH meter yaitu 1,02 dan dengan kertas pH yaitu satu. Untuk nilai pH dari HCl 1,0 M, dengan perhitungan yaitu 0, begitupun dengan menggunakan pH meter maupun kertas pH. Sedangkan nilai pH untuk NaOH 0,001 M berdasarkan perhitungan yaitu 11, diukur dengan pH meter yaitu 10,03 dan berdasarkan kertas pH yaitu 9. Nilai pH untuk NaOH 0,01 M berdasarkan perhitungan yaitu 1, diukur dengan pH meter yaitu 11,67 dan dengan kertas pH yaitu 11. Untuk NaOH 0,1 M, jika dihitung berdasarkan perhitungan yaitu 13, diukur berdasarkan pH meter yaitu 12,63 dan berdasarkan kertas pH yaitu 13. Sedangkan untuk NaOH 1,0 M apabila dihitung berdasarkan perhitungan diperoleh hasil yaitu 14, dengan pH meter yaitu 13,13 dan dengan menggunakan kertas pH yaitu 14.
Untuk percobaan pH dapar, pH dapar yang diperoleh melalui perhitungan yaitu 5,061, dari hasil pengukuran yaitu 4,04, dan kapasitas daparnya yaitu 0,077. Setelah dapar tersebut ditambahkan asam, pHnya menjadi 4,07 dan setelah ditambahkan basa pHnya  menjadi 4,00. Sehingga dapat dikatakan bahwa dapar tersebut berhasil mempertahankan pH larutan ketika ditambahkan asam atau basa.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai pH dari HCl dan NaOH dari hasil perhitungan sama dengan hasil pengukuran melalu pH meter dan kertas pH. Walaupun mungkin ada sedikit perbedaan nilainya, tapi terlalu signifikan. Dan untuk percobaan pH dapar, ditarik kesimpulan bahwa dapar tersebut dapat mempertahankan kapasitasnya terhadap penambahan asam atau basa.
Dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak menimbulkan alkalosis atau asidosis pada darah.
Perubahan pH pada larutan obat dapat merusak komposisi, fungsi, dan efektivitas obattersebut. Oleh karena itu, obat-obatan dalam bentuk larutan sering kali bertindak sebagai sistem penyangga bagi obat itu sendiri untuk mempertahankan kadar larutan obat tetap berada dalam trayek pH tertentu.
Buffer pada bidang farmasi banyak digunakan untuk menetralkan darah atau biasanya pada kasus keracunan. Contohnya pada keracunan asam jengkolat. Larutan Penyangga pada Obat-Obatan : asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
Dalam pengukuran pH baik melalui pH meter maupun kertas Universal, memiliki nilai pH yang berbeda, hal ini disebabkan karena :
1.    pH meter yang digunakan  tidak bekerja dengan baik, sehingga menimbulkan perbedaan dengan kertas Universal.
2.    Alat-alat yang digunakan telah terkontaminasi dengan senyawa-senyawa lain.
3.    Kurang telitinya pengamat dalam mengamati nilai pH larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan dapar.Yaitu :
1.    penambahan garam-garam netral ke dalam larutan dapar mengubah pH larutan dengan berubahnya kekuatan ion.
2.    Perubahan kekuatan ion dan pH dapar dapat pula disebabkan oleh pengenceran.
3.    Penambahan air dalam jumlah cukup, jika tidak mengubah pH dapat mengakibatkan penyimpangan positif atau negative sekalipun kecil sekali, karena air selain dapat mengubah nilai koefisien kereaktifan ia juga dapat bertindak sebagai asam lemah atau basa lemah.
 Faktor-faktor  yang mempengaruhi hasil pengukuran yaitu :
1.   Kertas pH yang digunakan kurang baik
2.   Larutan yang digunakan telah bercampur dengan zat lain
3.   Gelas kimia yang digunakan kurang bersih
Dalam pengukuran pH baik melalui pH meter maupun kertas Universal, memiliki nilai pH yang berbeda, hal ini disebabkan karena :
1.    pH meter yang digunakan  tidak bekerja dengan baik, sehingga menimbulkan perbedaan dengan kertas Universal.
2.    Alat-alat yang digunakan telah terkontaminasi dengan senyawa-senyawa lain.
3.    Kurang telitinya pengamat dalam mengamati nilai pH larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH larutan dapar.Yaitu :
1.    Penambahan garam-garam netral ke dalam larutan dapar mengubah pH larutan dengan berubahnya kekuatan ion.
2.    Perubahan kekuatan ion dan pH dapar dapat pula disebabkan oleh pengenceran.
3.    Penambahan air dalam jumlah cukup, jika tidak mengubah pH dapat mengakibatkan penyimpangan positif atau negative sekalipun kecil sekali, karena air selain dapat mengubah nilai koefisien kereaktifan ia juga dapat bertindak sebagai asam lemah atau basa lemah.
Faktor-faktor  yang mempengaruhi hasil pengukuran yaitu :
1.    Kertas pH yang digunakan kurang baik
2.    Larutan yang digunakan telah bercampur dengan zat lain
3.    Gelas kimia yang digunakan kurang bersih














BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
  1. Untuk penentuan pH beberapa zat cair yaitu
·         Nilai pH HCl 0,001 M berdasarkan perhitungan yaitu 3, berdasarkan pH meter yaitu 3,14 dan berdasarkan kertas pH yaitu 5.
·         Nilai pH HCl 0,01 M berdasarkan perhitungan yaitu 2, berdasarkan pH meter yaitu 2,06 dan berdasarkan kertas pH yaitu 3.
·         Nilai pH HCl 0,1 M berdasarkan perhitungan yaitu 1, berdasarkan pH meter yaitu 1,02 dan berdasarkan kertas pH yaitu 1.
·         Nilai pH HCl 1,0 M berdasarkan perhitungan yaitu 0, berdasarkan pH meter yaitu 0 dan berdasarkan kertas pH yaitu 0.
·         Nilai pH NaOH 0,001 M berdasarkan perhitungan yaitu 11, berdasarkan pH meter yaitu 10,03 dan berdasarkan kertas pH yaitu 9.
·         Nilai pH NaOH 0,01 M berdasarkan perhitungan yaitu 12, berdasarkan pH meter yaitu 11,67 dan berdasarkan kertas pH yaitu 11.
·         Nilai pH NaOH 0,1 M berdasarkan perhitungan yaitu 13, berdasarkan pH meter yaitu 12,63 dan berdasarkan kertas pH yaitu 13.
·         Nilai pH NaOH 1,0 M berdasarkan perhitungan yaitu 14, berdasarkan pH meter yaitu 13,13 dan berdasarkan kertas pH yaitu 14.
  1. Nilai pH dapar setelah penambahan asam atau basa tidak mengalami perubahan yang signfikan karena tidak terlalu besar perubahan pHnya, yang berarti bahwa larutan dapar tersebut berhasil dalam mempertahankan pH larutan.
B. Saran
  1. Disarankan untuk kepada para asisten harus lebih membimbing para praktikannya.
  2. Diharapkan para praktikan agar jangan ribut.
  3. Alat harus diperlengkap, agar setiap kelompok praktikum dapat melakukan praktikum per kelompok tanpa harus dilakukan secara bersamaan dengan kelompok lain.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 2011. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika I. Universitas Muslim
               Indonesia. Makassar

Cairns, Donald. 2008. Intisari Kimia Farmasi  Edisi 2. EGC. Jakarta.

Fried, H. George. 2005. Schaum’s Outlines: Tss Biologi Edisi 2. Erlangga. Jakarta.

Icha, 2010, Standarisasi larutan NaOH dan Penentuan Asam Cuka Perdagangan, http://shochichah.blogspot.com/2010/04/standardisasi-larutan-naoh-dan.html, 23/10/2011.

Martin, Alfred. 1990. Farmasi Fisik. UI Press. Jakarta.
Riyanto, Nurdin. 2009. Super Genius Olimpiade Kimia SMA. Pustaka Widyatama. Yogyakarta.

Sacher, A. Ronald. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan, Laboratorium.EGC. Jakarta